Malang mempunyai destinasi wisata baru yaitu ‘kampung tematik’ berupa Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi. Kedua kampung itu sudah menjadi tujuan wisatawan dan menjadi salah satu ikon wisata kota Malang yang terletak di kelurahan Jodipan dan kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Kampung Jodipan dipercantik dengan cat berbagai warna, sehingga tampak warna warni dan dikenal dengan Kampung Warna Warni. Sedangkan kampung Tridi, tiga dimensi (3G), karena sebagaian besar bangunan rumahnya digambar tiga dimensi bertema satwa, bangunan kuno, flora, super hero, wayang dan banyak lagi.
Hampir semua tembok rumah warga dicat dengan kombinasi warna yang mencolok mata dan dilukis sehingga menarik banyak warga mengunjungi kedua kampung yang berada di pinggir sungai Brantas. Bahkan, sejumlah turis asing juga sudah sempat mengunjungi kampung tersebut dan dibuat kagum.
Warga yang masuk ke kampung ini dikenai retribusi sebesar Rp 2.000 per orang dan bebas berkeliling menikmati pemadangan yang ada di lorong lorong rumah yang artistik, bersih dan indah. Jangan khawatir kelaparan atau kehausan, karena bisa juga menikmati makanan-minuman yang dijual oleh penduduk sekitar.
Kampung tematik ini terinspirasi dari kampung yang ada di Rio De Janeiro, Brazil seperti diceritakan oleh penduduk setempat kepada oang yang ingin tahu tentang kampung ini. Berawal dari sekelompok mahasiswa yang menggandeng perusahaan cat di Malang untuk mengubah kampung yang awalnya kumuh menjadi Kampung Warna Warni.
Untuk menyatukan kampung yang dibelah oleh aliran Sungai Brantas itu, Pemerintah Kota Malang membangun jembatan di atas Sungai Brantas yang menghubungkan antara masyarakat Kesatrian dan Jodipan. Jembatan gantung ini khusus untuk pejalan kaki ini diberi nama Jembatan Kaca Ngalam Indonesia. Berfungsi untuk menikmati pemandangan dari atas yang disebut-sebut mirip dengan jembatan kaca di Zhangjiajie, China. Diresmikan langsung oleh Wali Kota Malang M Anton, dan sejak saat itu jembatan itu menjadi spot foto bagi para wisatawan.
Jembatan didesain oleh mahasiswa teknik sipil Universitas Muhamaddiyah Malang, dengan model jembatan gantung. Berwarna kuning emas dengan panjang 25 meter dan lebar 1,25 meter bergantung pada ketinggian 9,5 meter.
Meski namanya jembatan kaca, tidak seluruh lantai jembatan terbuat dari kaca. Ada sebagian lantai yang sengaja tidak dibuat dari kaca karena alasan keamanan.
Penulis dan Foto: Didan N. Sardjono