Bangunan paviliun ini didesain dengan menggunakan konsep ‘tropical hi-tech’ melalui penonjolan konsep transparan dari material kaca dan konstruksi baja sebagai struktur utamanya. Kemudian dikombinasikan dengan material khas tropis seperti kayu, batu alam dan lain-lainnya, dalam tata lansekap yang asri.
Perancangan rumah ‘glass pavilion’ ini berawal dari gagasan pemilik yang menginginkan kolam renang dan paviliunnya di halaman rumah untuk menampung kegiatan retreat, sosialisasi, serta berolah raga. Konsepsi transparan yang melatarbelakangi perencanaan paviliun diwujudkan dengan banyak bukaan dinding yang lebar dan penggunaan material kaca yang dominan, agar view dari dalam maupun ke luar paviliun optimal. Dengan desain kolam renang dan paviliun yang atraktif ini, tercipta sebuah konsep arsitektural yang menghasilkan desain futuristic glass pavilion.
Site kolam renang dan paviliun ini terletak di halaman samping dari rumah pemilik seluas 244 m2 dengan luas paviliunnya hanya 59,4 m2. Atap paviliun menggunakan material kaca sebagai skylight dipadukan dengan konsep folded plat dari rangka baja, sehingga bersimbiose menjadi ’folded glass roof’ yang transparan dan unik. Bentuknya bagai kontur lansekap yang dituangkan dalam skematik sistem struktur tersebut. Desain folded glass ini mampu memecah silau sinar matahari.
Keseluruhan konsep ini mengedepankan suasana resor, yang menyatukan kolam renang, bangunan paviliun dan elemen lansekapnya dalam konsepsi fixture of environment berupa waterfall pada atap. Air terjun ini mengalirkan air ke kolam renang berupa tirai air sebagai vocal point pada area paviliun. Dinding kolam renangnya dibuat transparan dari kaca yang mengekspos sebagian kolam. Bagian overflow merupakan sebuah celah di antara dek kayu dengan dinding kaca yang membuat batas kolam renang terkesan ‘clean’. Konsep resor dan ’fixture of environment’ ini memberi ’hydro therapy’ bagi pemilik rumah.
Fasade paviliun yang menghadap ke arah barat memanfaatkan pepohonan eksisting yang dipertahankan sebagai filter sekaligus peneduh sehingga memungkinkan dibuat bukaan yang lebar dan transparan yang mengacu pada nafas tropis mempertahankan atmosfir teduh dan lingkungan taman yang asri.
Penggunaan kayu ulin sebagai lantai dek adalah agar kolam renang dan paviliun membaur dengan lingkungan sekitarnya serta mampu menambah kesan ’resort feeling’ pada penghuni. Material batu alam selain sebagai pelapis dinding luar juga digunakan untuk dinding dan lantai kamar mandi. Perpaduan batu alam dengan kisi-kisi kayu pada kamar mandi dimaksudkan untuk membentuk harmonisasi warna dan material yang indah.
Pemilihan struktur baja pada rumah paviliun ini, karena sifat baja yang memiliki daya tahan tekan dan tarik yang tinggi, mudah perawatan dan lebih ringan dibandingkan konstruksi beton. Paduan konstruksi paviliun yang berkesan ringan, transparan dengan memberikan sentuhan fixture of environment pada konsep tropis terasa begitu atraktif, sehingga membentuk arsitektur paviliun ini bagai sebuah sclupture dalam konsep resor bagi penghuninya.
Artikel : Julio Julianto
A r s i t e k : Julio Julianto, IAI
Lokasi : Pondok Indah, Jakarta