Asrinesia.com – Indonesian Contemporary Art & Desain (ICAD) kembali akan hadir untuk mempersembahkan edisi ke-14 lewat tema yang menggugah UNEXPECTED. Tema ini menjadi tempat bagi para seniman dan desainer untuk menyoroti realitas tak terduga yang terjadi dalam masyarakat kita di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Dalam ruang sosial-politik, lingkungan dan budaya, UNEXPECTED mengundang imajinasi para partisipan untuk menggali sudut pandang alternatif dan menuangkan narasi terpendam lewat riset dan eksperimen ke dalam “piring saji” wacana dominan.
UNEXPECTED menjadi wahana refleksi bagi para seniman dan desainer dalam memilih titik perhatian tentang apa yang harus disoroti mengingat banyaknya realitas yang terdistorsi dan narasi yang terpinggirkan. Misalnya, “pembunuhan” mitos-mitos dalam semesta masyarakat adat/tradisional yang banyak di antaranya justru berfungsi sebagai mitigasi bencana lingkungan; pembungkaman suara-suara diaspora lewat hegemoni politik dan penguasaan media; atau penyajian sejarah masa silam yang meminggirkan perspektif akar rumput.
Sekilas, tema UNEXPECTED terdengar seperti sesuatu yang melenceng dari rencana atau kemunculan sesuatu yang tiba-tiba dalam hidup kita. Namun, sesungguhnya, melampaui hal itu, ketidakterdugaan terkait erat dengan identitas dan pemilihan sudut pandang sejarah kita.
“Pameran ini mengeksplorasi berbagai realitas tak terduga, bukan karena mereka tidak ada, tapi karena mereka seringnya diabaikan, dipinggirkan atau terlewatkan,” jelas Amanda Ariawan dan Prananda L. Malasan, dua kurator ICAD 14.
Baca juga : ICAD 13
Pameran utama ICAD akan berlangsung di grandkemang Hotel, Jakarta Selatan, pada tanggal 10 Oktober-10 November 2024 dengan aktivasi program di venue utama, berbagai venue partner, dan tempat publik di area Kemang melalui program Kemang 12730.
ICAD 14 juga menghadirkan pameran yang lebih inklusif sebagai upaya untuk memberikan pengalaman yang setara bagi publik difabel dan anak-anak lewat proses kurasi karya dan desain pameran.
ICAD 14 menampilkan lebih dari 65 seniman, desainer, kreator multidisiplin, kolektif dan komunitas yang bergerak di berbagai bidang di antaranya, seni rupa, fotografi, desain grafis, desain produk, arsitektur, kriya tekstil, seni performans, seni bunyi, musik, dan budaya.
Di antara mereka, tahun ini Anida Yoeu Ali, seniman aktivis multidisiplin asal Kamboja, akan merespons fasad grandkemang Hotel. Tribute edisi ini dipersembahkan kepada A.D Pirous, tokoh bersejarah dalam dunia seni dan desain Indonesia, atas jasa dan karya-karya besarnya. Desainer Belanda Laura Luchtman (Kukka) memamerkan Chromarama, sebuah karya inklusif hasil riset tekstil yang kuat dan dapat dinikmati oleh publik buta warna.
Komposer Rani Jambak lewat karyanya Kincia Aia menjadikan kincir angin Minangkabau yang nyaris punah sebagai media eksplorasi musik sekaligus menyuarakan kegelisahannya terhadap kondisi alam.
Sementara itu, Borneo Lab, sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Wendy Teo, mempersembahkan Serumpun, hasil riset panjang dan mendalam tentang budaya kerajinan masyarakat Kalimantan, Sawarak dan Sabah yang meskipun terbelah perbatasan negara tetap “memiliki akar yang sama”.
Baca juga :ICAD dan IDD Hadirkan “ICAD by the Bay” di PIK 2
Beberapa tahun terakhir ini, ICAD juga melakukan Open Call (sebelumnya disebut Open Submission). Tahun ini, proses seleksi Open Call telah berjalan selama kurang lebih satu bulan dengan jumlah pendaftar sebanyak 95 proyek yang berasal dari 41 kota dan 5 negara.
Berikut ini adalah nama-nama peserta yang lolos seleksi Open Call ICAD 14: Agung Eko Sutrisno, Argya Dhyaksa, Bayu Pratama & Puspita Tjokronegoro, Eldine Syifa – Lievik Atelier, Kevin Ple, Leo Amir Sidiq, Susilo Norfiadi, Tempat Kembang Bersama,Timami Nashita & Mohammad Ilyasa Wiranegara, dan
Widi Asari dari Bandung. Asep Saepuloh dari Subang. Bernado Udayana, Caroline Rika, dan Riyan Kresnandi dari Yogjakarta. Briana Barbie Rinaldi, dan Ragil Dwi Putra dari Jakarta. Dari Bobor ada Hilwa Alifah Azzahra & Shauna Candra Dewi. Lusiana Limono dari Malang, Muhammad Iqbal dari Tangerang. Dari Cirebon ada Illa Syukurillah Syarief dan Kurnia Ngayuga Wibowo. Ririn Yaxley (Albury, Australia & Bali, Indonesia). Wei Lun Roger Ng (Singapura). Rupa Desain & Speculative Today (Bandung, Indonesia & Tokyo, Jepang).