Asrinesia.com – Krisis iklim, perubahan suhu bumi dan pola cuaca global telah berdampak signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, dan masyarakat tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga seluruh dunia.
Menjawab tantangan tersebut, Sinar Mas Land sebagai pengembang ternama di Indonesia menerapkan prinsip keberlanjutan serta ramah lingkungan, di salah satu proyeknya yaitu Kota Deltamas yang terletak di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Sebagai kawasan yang memadukan antara hunian, komersial, dan kawasan industri, Kota Deltamas dibangun dengan standar low pollution industrial karena semua tenant diwajibkan mengontrol polusi udara dan suara yang keseluruhan operasinya dipantau oleh pihak Kota Deltamas.
Kota Deltamas juga secara bertahap beralih menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan operasional perusahaan. Upaya ini dilakukan guna mendukung target net zero emission pada 2060 yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Kota Deltamas juga menghemat energi dengan menggunakan lampu LED dan lampu PJU (penerangan jalan umum) hybrid dengan solar panel, bahkan pemenuhan listrik di Marketing Office Kota Deltamas bersumber dari 100% renewable energy. Tak heran banyak yang menyebut Kota Deltamas sebagai kota masa depan ramah lingkungan.
Presiden Direktur PT Puradelta Lestari Tbk – Hongky J. Nantung mengatakan Penggunaan kendaraan listrik merupakan inisiatif Kota Deltamas guna menekan emisi karbon serta menjadi bagian dari energy transition yang terus diupayakan perusahaan.
“Selain baik untuk lingkungan, penggunaan kendaraan listrik juga lebih efisien dibanding kendaraan berbahan bakar minyak sehingga dapat menghemat biaya operasional perusahaan. Kami memiliki visi agar Kota Deltamas dapat menjadi percontohan sebagai kota ramah lingkungan kelas dunia di masa depan,” tutur Hongky J. Nantung.
Selain penggunaan kendaraan ramah lingkungan, penghijauan juga dilakukan di seluruh kawasan Kota Deltamas mulai dari komplek hunian hingga kawasan industri. Hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan ruang hijau terbuka yang proposional sehingga dapat menghasilkan udara sejuk, bersih, dan sehat.
Selain itu, sebagai bentuk pelestarian lingkungan dari Kota Deltamas juga telah melakukan langkah awal inisiasi penggunaan aspal berbahan dasar limbah plastik HDPE yang sifatnya sulit diurai. Hal ini diharapkan akan menekan pencemaran lingkungan dan mengurangi sampah laut.
Melengkapi pembangunan yang berkelanjutan, Kota Deltamas membangun sejumlah fasilitas pengolahan limbah dan air dengan teknologi terkini. Air limbah yang berasal dari Kota Deltamas juga telah diolah terlebih dahulu agar menjadi air siap pakai sehingga dapat digunakan untuk penyiraman area hijau. Hal tersebut dapat mengurangi persentase air limbah industri maupun rumah tangga yang umumnya menjadi sumber pencemar di berbagai sungai.
Kota Deltamas merupakan proyek joint venture antara Sinar Mas Land dan Sojitz Corporation dari Jepang dengan luas area ± 3.200 hektare. Township tersebut mengintegrasikan area hunian, komersial dan kawasan industri GIIC (Greenland International Industrial Center) bertaraf internasional yang dilengkapi dengan pengelolaan air bersih (WTP), pengolahan limbah (WWTP), penggunaan sumber daya listrik green renewable electricity dari PLN, fiber optik dan area hijau.
Saat ini, Kota Deltamas sedang gencar mengembangkan lebih banyak fasilitas dan infrastruktur guna mendukung kegiatan live, work, and play. Sejumlah fasilitas telah berdiri di antaranya sejumlah sekolah nasional maupun internasional (antara lain Cikarang Japanese School, Jakarta International University/Korean Education Complex, ITSB, SMK Ananda Mitra Industri, Pangudi Luhur), fasilitas Kesehatan (RS Mitra Keluarga dan Eka Hospital), hingga pusat perbelanjaan yakni AEON Mall yang saat ini telah memasuki proses penutupan atap dan akan rampung pada awal 2024.
Dari sisi akses, Kota Deltamas memiliki akses tol langsung Jakarta-Cikampek, tepatnya di KM 37 dan akses Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan di KM 31 saat ini sedang dibangun pemerintah dengan target beroperasi di akhir tahun 2023. Selain itu Kota Deltamas terintegrasi dengan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang rencana akan mulai beroperasi pada tahun ini.