Asrinesia.com – Bencana tsunami di Selat Sunda belum lama ini banyak menelan korban. Untuk pemulihannya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Salah satu komunitas yang responsif terhadap masalah ini adalah salah Perkumpulan Urang Banten, satu komunitas tempat berkumpulnya tokoh Banten.
Perkumpulan Urang Banten, tidak ketinggalan menggalang berbagai donasi untuk mengurangi beban penderitaan korban tsunami. Dana itu dikumpulkan dari masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri.
Berkaitan dengan hal tersebut, Masyarakat Industri Bahan Bangunan Peduli Sesama turut serta memberikan bantuan untuk meringankan beban korban, terutama yang masih hidup. Peduli Sesama yang diorganisasi oleh Depo Bangunan diberikan kepada Perkumpulan Urang Banten pada Pebruari 2019 lalu.
Sumbangan diserahkan oleh Kam Kettin President Direktur Depo Bangunan, Kam Kettin atas nama Masyarakat Industri Bahan Bangunan kepada Taufiqurachman Ruki, selaku ketua organisasi Perkumpulan Orang Banten (PUB), berlangsung diruang Sport Club Depo Bangunan Alam Sutra.
Total sumbangan berjumlah Rp. 652 juta, terdiri dari uang cash Rp. 53 juta, voucher belanja bahan bangunan di Depo Bangunan sebesar Rp. 100 juta dan sisanya berupa bahan bangunan seperti, kunci, engsel, kitchen set, atap, kompor, perkakas, saniter, kloset jongkok, keramik, lampu led, granit, tangki air, pompa air, kran air, cat tembok, perekat keramik, dan wastafel.
Kam Kettin mengatakan, “. Depo Bangunan selalu membantu beban para penderita bencana alam, seperti di Aceh, Mentawai, banjir bandang di Manado, gunung Merapi Jogja, bencana di Papua, dan bencana Gunung Sinabung. Tujuannya untuk meringankan beban saudara saudara kita yang terkena bencana. Semoga sumbangan ini bisa membantu beban para penderita dan bisa digunakan semaksimal mungkin”
Sedangkan PUB melalui Taufiqurahman Ruki menyampaikan kegembiraannya atas bantuan dari Masyarakat Industri Bahan Bangunan. “PUB saat ini fokus terhadap korban bencana, membantu memperbaiki fasilitas sosial yang rusak, seperti tempat ibadah, sekolah, puskesmas, tempat mandi, cuci dan kakus (MCK), dan perbaikan rumah nelayan yang tersapu gelombang, serta lainnya yang dibutuhkan warga.”