Asrinesia.com – Pada tanggal 17 September 2022, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke–63. Sampai saat ini telah banyak yang dilakukan oleh badan arsitek ini.
IAI mencatat, di panggung internasional, beberapa karya Arsitek Indonesia telah diakui keistimewaannya. Penataan Kampung Kali Code di Jogjakarta, Pembangunan Kawasan Citra Niaga di Samarinda, Masjid Said Naum di Jakarta, dan telah dianugerahi Aga Khan Award for Architecture.
Di ranah cagar budaya, upaya pelestarian Gedung Arsip Nasional di Jakarta (2001) dan pelestarian Kampung Wae Rebo di Flores (2012) berhak menerima UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation. Peristiwa itu membuktikan kualitas karya Arsitek Indonesia di tingkat dunia.
Melalui IAI, para Arsitek saling berbagi dan bertukar informasi, pengetahuan dan pengalamannya melalui kegiatan bermutu seperti sayembara, pameran, seminar, dan kegiatan lainnya yang berskala nasional maupun internasional. IAI juga menghubungkan Arsitek Indonesia dengan badan internasional seperti UIA (Ikatan Arsitek Dunia) dan ARCASIA (Ikatan Arsitek Asia).
IAI juga secara nyata menguatkan posisi Arsitek Indonesia di mata dunia, menumbuhkan rasa percaya dirinya untuk senantiasa menjaga dan mengembangkan kompetensinya, patuh pada peraturan tata kota, bangunan gedung dan kecagarbudayaan, serta menegakkan kode etik dan kaidah tata laku Arsitek.
Dalam sambutannya Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI., AA, Ketua Umum 2021-2024 Indonesian Institute of Architects, mengatakan, “Memasuki usia ke–63, Ikatan Arsitek Indonesia telah melakukan sebuah perjalanan yang cukup panjang, dengan catatan dan torehan prestasi pada setiap masanya.”
”Pasca Undang-undang No. 6/ tahun 2017 dan PP No. 15 tahun 2021 kembali ketangguhan IAI diuji sebagai asosiasi profesi yang mengawal ARSITEK sebagai Profesi Teregulasi (regulated profession), sinergi-harmonisasi dan kolaborasi menjadi semangat kita bersama dalam menyelesaikan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” demikian dikatakan oleh Ar. Georgius Budi Yulianto
Satu tahun pertama sejak terbentuk pada tahun 2021, Pengurus Nasional IAI berfokus pada pembangunan infrastruktur koordinasi, komunikasi dan kolaborasi beserta digitalisasi database dengan mempersiapkan IAI Superhub satu data yang saat ini dalam tahap penyempurnaan.
Diharapkan dengan keberadaan Superhub Satu Data ini akan lebih memudahkan koordinasi dan pembinaan keprofesian secara nasional. Pada tengat waktu yang sama, secara parallel, Pengurus Nasional terus menerus melaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi antar stake holder keprofesian, pasar jasa konstruksi, Pendidikan tinggi dan ketenagakerjaan yang masing-masing memiliki Undang-undang dan Peraturan Pemerintahnya tersendiri.
Dengan proses sinergi dan harmonisasi yang terus menerus secara marathon dan parallel ini dilaksanakan, akan mengerucut pada cita-cita Profesi Arsitek yang lebih mulia, terhormat dan siap berkompetisi pada era global saat ini.
Awal September 2022 ini LKPP menyatakan bahwa sebagai bukti tertulis berpraktik Profesi Arsitek STRA dapat digunakan untuk pengadaan barang dan jasa Konsultasi Konstruksi dan Pekerjaan Konstruksi yang memerlukan keahlian Arsitek/ memenuhi persyaratan SKK. “Kabar baik ini tentu saja harus segera ditindaklanjuti dengan sosialisasi secara terus menerus, serentak diseluruh Provinsi, Kabupaten dan Kota,” tutur Ar. Georgius Budi Yulianto
Di bawah naungan APTARI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia), anak bangsa mulai dibimbing dan diarahkan secara terukur dan bertanggung jawab untuk mendapatkan persiapan yang matang menjalani proses menjadi Arsitek di tiap-tiap perguruan tinggi. Dengan rujukan sistim validasi UIA (International Union of Architect)-salah satunya adalah Canberra Accord-maka Capaian Pembelajaran Lulusan 16 Kompetensi Arsitek diadopsi sekolah Arsitektur di Indonesia dan tetap bersinergi dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing.
Di dalam keragaman itu para peserta didik didorong untuk memahami dan menguasai muatan tradisi lokal, sekaligus mengintegrasikannya ke dalam wujud arsitektur modern yang menjawab masalah perubahan iklim, pemanasan global, era disrupsi, dan siap beradaptasi dengan kelaziman baru (untuk kesetaraan kualitas dan fasilitas sekolah Arsitektur di Indonesia, APTARI, IAI, DAI akan membentuk Indonesian Architectural Accrediting Board/IAAB bersama Pemerintah dan para mitra yang lain).
Tahap berikutnya, IAI membentuk DAI (Dewan Arsitek Indonesia) yang independen-mandiri. Sembilan anggota DAI dikukuhkan Menteri PUPR 3 Desember 2020, dan menerima tugas dan fungsi untuk mengelola penetapan untuk menjadi Arsitek. Uji kompetensi diselenggarakan DAI bagi lulusan pendidikan professional yang sudah magang di bawah pengelolaan IAI.
Jika lulus serta tidak memiliki masalah hukum dan administrasi, DAI akan menerbitkan Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA). Yang bersangkutan kemudian berhak menyebut dirinya Arsitek (registered architect) dan melakukan Praktik Arsitek secara beretika dan bertanggung jawab untuk melayani kebutuhan masyarakat pengguna. Bagi yang tidak memiliki STRA, maka yang bersangkutan tidak boleh menyebut dirinya Arsitek dan tidak boleh menjalankan Praktik Arsitek. Indonesian Institute of Architects
Proses selanjutnya, IAI sebagai satu-satunya asosiasi profesi arsitek akan membina kompetensi Arsitek agar mampu menjaga dan mengembangkan kemampuannya sesuai dinamika jaman. Soal-soal green building dan urban heritage (untuk menyebutkan dua contoh saja) merupakan agenda kolektif yang mewarnai solusi kreatif-imajinatif para Arsitek Indonesia dalam berkarya.
“Pada titik terujung, pemilik STRA yang akan bertanggung jawab atas gambar dan dokumen perancangan arsitektur dalam proses perijinan, dapat mengambil Lisensi Arsitek yang dikelola bersama antara IAI dan Pemerintah Provinsi,” demikian Ar. Georgius Budi Yulianto, dalam releasenya yang diterima oleh Asrinesia.com