Tirta Empul adalah sebuah pura persembahyangan bagi umat Hindu yang di dalamnya terdapat beberapa mata air suci yang dipercaya sebagai air yang dapat mensucikan diri. Sampai sekarang objek wisata Pemandian Tirta Empul masih digunakan umat Hindu Bali sebagai tempat mensucikan diri.
Pura Tirta Empul Pura yang berlokasi di desa Manukaya kecamatan Tampaksiring kabupaten Gianyar – Bali, sempat dikunjungi oleh mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, ketika berkunjung ke Bali.
Ratusan wisatawan menyambut kedatangan Barack Obama beserta keluarganya. Kunjungan ini sangat dinikmati oleh Barack Obama, Michele Obama dan kedua putrinya, Malia serta Shasa.
Pura ini merupakan salah satu situs peninggalan sejarah di Bali khususnya Gianyar. Tempat ini banyak dikunjungi para wisatawan, baik dari mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Nama pura ini diambil dari nama mata air yang terdapat didalam pura yang bernama Tirta Empul. Secara etimologi bahwa Tirta Empul artinya air yang menyembur keluar dari tanah. Maka Tirta Empul artinya adalah air suci yang menyembur keluar dari tanah. Air tersebut mengalir ke sungai di sekelilingnya.
Sedangkan nama Tampaksiring berasal dari bahasa Bali. Kata tampak yang berarti telapak dan siring yang bermakna miring. Makna dari kedua kata itu konon terkait dengan sepotong legenda yang tersurat dan tersirat pada sebuah daun lontar, yang menyebutkan bahwa nama itu berasal dari bekas jejak telapak kaki seorang raja bernama Mayadenawa.
Di Tirta Empul pengunjung dapat melakukan Melukat yaitu ritual menyucikan diri di kolam pemandian ini. Ritual ini sudah dilakukan sejak abad ke-10. Mereka yang ingin membersihkan diri di kolam air suci harus rela antre, laki-laki dan perempuan.
Sebelum menceburkan diri di kolam, mereka melakukan sembahyang kepada dewa. Lalu mereka berjalan ke sebuah kolam yang terdapat 13 pancuran air suci. Tidak jarang wisatawan yang berkunjung pun tertarik untuk ikut melukat.
Sebagai tata cara adat Hindu untuk wisatawan sebelum masuk ke Pura Tirta Empul, kita diharuskan memakai kain panjang dan selendang kuning yang diikatkan di pinggang. Kalau kita mau masuk ke semua Pura di Bali kita harus menggunakan kain panjang. Kain dan selendang kuning sudah disiapkan di pintu masuk dan pulangnya harus dikembalikan dan gratis. Untuk masuk ke Pura kita harus membeli tiket seharga 15 ribu rupiah/orang.
Awal pertama memasuki gerbang Pura Tirta Empul, kita akan bertemu dengan pelataran yang luas sekali. Di sisi kanan ada bangunan semacam balairung dengan arsitektur khas Bali. Balaiurang ini biasanya digunakan untuk istirahat atau tempat berkumpul, mendengarkan penjelasan asal muasal adanya Pura Tirta Empul dari pemandu.
Melangkah lebih jauh ke dalam, kita akan bertemu dengan tiga kolam pemandian. Setiap kolam mempunyai puluhan pancuran air yang berjejer di tepi kolam. Masing masing pancuran menyemburkan air secara kencang. Air yang keluar dari pancuran bersumber dari mata air yang tak pernah kering.
Menurut kepercayaan umat Hindu bahwa mandi di kolam pemandian ini bukan sekedar mandi tapi tujuannya adalah menyucikan diri. Sebelum menyeburkan diri ke kolam, pengunjung berdoa dulu di pura kecil yang ada di atas pemandian.
Dari pemandian ini kita dapat mengunjungi bagian lain yaitu sebuah bangunan terletak di belakang kolam pemandian yang digunakan untuk sembahyang. Sebelum masuk ke pura ini, wanita yang rambutnya tergerai harus diikat karena wanita tak boleh masuk dengan rambut tergeraidan wanita yang sedang berhalangan juga tak boleh masuk ke sini karena ini lokasi suci.
Di sisi bangunan pura untuk sembahyang terdapat bangunan dengan kolam yang sangat luas di depannya. Di depan bangunan bergaya Bali tersebut terdapat kolam ikan mas yang berukuran besar, bahkan ada yang beratnya lima kg. Ikan-ikan tersebut berenang bergerombol dan akan mendekat bila ada orang yang memberi makan.
Tempat ini merupakan objek wisata di Bali terkenal untuk wisatawan, selain tempatnya yang bersih dan sejuk lansekap disekitarnya masih terjaga dengan baik membuat para pengunjung betah berlama – lama mengelilingi sekitar pura tirta empul.
Areal pura dan pemandian ini sangat megah dan menarik untuk dinikmati. Dari bangunan dan arsitekturnya mencerminkan perpaduan antara fisik bangunan dengan alam sekitar sangat harmoni. Pura pemandian ini berada di lembah yang di kanan kirinya dibatasi hutan dan bukit yang menghijau.
Di Pura Tirta Empul kita dapat membawa oleh oleh yang terdapat di ratusan toko souvenir. Toko souvenir yang berada di jalan keluar pura ini ditata dengan rapi sehingga tidak mengganggu wisatawan yang akan masuk ke Pura.
Tirta Empul sendiri merupakan peninggalan sejarah yang terus dijaga kelestariannya. Mata air ini bisa dilihat di belakang pancuran. Air yang menyembul keluar dari dalam tanah terlihat jelas oleh mata. Wisatawan sendiri tidak diperkenankan memasuki area dalam mata air. Kita hanya bisa berdiri melihat dari pinggir pagar candi.
Sebelum memasuki area pemandian, wisatawan hendaknya mentaati aturan yang sudah tertulis di depan pintu masuk. Ada beberapa larangan kalau berada di tempat ini, Diantaranya adalah harus berpakaian adat atau memakai selendang kuning, tidak boleh memakai celana pendek, rambut tidak boleh terurai. Selain itu, mandi disini tidak boleh memakai sabun, tapal gigi, shampoo, dan sejenis lainnya.
Berdampingan dengan Pura, di tempat wisata ini terdapat Istana Tampak Siring yang di bangun dari tahun 1957 – 1960. Istana kepresidenan yang didirikan oleh Bung Karno sebagai tempat peristirahatan. Pembangunan istana kepresidenan Tampaksiring dilakukan secara bertahap dan arsiktek yang mendesain istana kepresidenan adalah RM Soedarsono.