Asrinesia.com – JLL Indonesia, perusahaan jasa profesional terkemuka dengan spesialisasi manajemen properti dan investasi, mengumumkan temuan-temuan penting dari Jakarta Property Market Review Kuartal 3 2024, (29/10/2024)
Dalam Laporan tersebut dirilis bahwa, bisnis perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta tetap stabil, dengan tingkat hunian sekitar 70%. Disamping itu, hunian di area non-CBD juga menunjukkan stabilitas, yaitu di angka 71%, di mana tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan.
“Kami melihat adanya daya tarik positif pada ruang perkantoran kelas Premium, yang telah mencatat permintaan yang konsisten sejak awal 2023,” tutur Yunus Karim, Head of Research di JLL Indonesia, t dalam paparannya kepada media.
Sementara Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory, menekankan pertumbuhan harga sewa yang signifikan: “Gedung Grade A, khususnya Grade Premium, mengalami kenaikan harga sewa sebesar 0,7%, yang menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor. Ini merupakan titik balik harga sewa menjadi positif sejak pertengahan tahun 2015.”
Sedangkan, tingkat hunian retail di Jakarta tetap sehat, didorong oleh ekspansi berkelanjutan untuk brand-brand makanan dan minuman serta fashion. “Jaringan restoran internasional secara aktif masuk atau memperluas bisnis mereka di Indonesia, sementara sektor fashion juga menunjukan aktivitas dengan beberapa toko flagship yang dibuka pada kuartal ini,” jelas Yunus Karim.
Baca juga : Serah Terima Jabatan Menteri Pariwisata dan Menteri Ekonomi Kreatif
Meskipun tidak ada mal baru yang beroperasi pada kuartal ini, beberapa mal dijadwalkan buka pada akhir tahun, sehingga menciptakan momentum tambahan di sektor retail Jakarta.
Untuk pasar kondominium di Jakarta, aktivitas penjualan pada triwulan ini sebagian besar berasal dari proyek-proyek yang baru diluncurkan seperti Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Sejumlah pengembang memanfaatkan strategi penjualan yang inovatif, seperti menawarkan program pembayaran yang fleksibel dan jaminan sewa, untuk menarik basis pembeli yang lebih berhati-hati.
“Para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik, terutama di wilayah Bodetabek. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) dari pemerintah semakin mendukung penjualan kondominium yang siap huni, sehingga pembeli dapat memanfaatkan persyaratan pembelian yang menguntungkan,” ungkap Vivin Harsanto, Head of Advisory di JLL Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Julien Naouri, Senior Vice President of Investment Sales & Acquisitions, JLL Hotels and Hospitality Group, Asia Pacific, mengatakan sektor pariwisata Indonesia terus pulih, sehingga meningkatkan minat investor yang mengantisipasi apresiasi nilai pada properti perhotelan.
“Dengan momentum peningkatan di sektor pariwisata, minat investor di Indonesia tetap kuat karena mereka memperkirakan nilai properti akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perdagangan. Optimisme ini ditegaskan oleh potensi pertumbuhan yang menarik di Indonesia,” ujar Julian melalui jaringan online.
Baca juga : Menteri PKP Ikuti Pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang
Sementara itu, untuk sektor logistik, laporan Jakarta Property Market Review Kuartal 3 2024 mengungkapkan bahwa pergudangan modern logistik di Jabodetabek mempertahankan tingkat hunian yang stabil sebesar 90%.
Permintaan berasal dari berbagai industri dengan komposisi penyewa baru menunjukkan diversifikasi, mencakup sektor-sektor seperti industri kendaraan listrik, produk turunan listrik, farmasi, alat kesehatan, ritel, peralatan rumah tangga, furnitur, dan bahan baku di Bekasi, Bogor, Cikarang, dan Karawang.
Farazia Basarah, Country Head dan Head of Logistics & Industrial di JLL Indonesia, menjelaskan, “Selain developer lokal, pelaku internasional tengah menjajaki peluang untuk ekspansi melalui kolaborasi strategis maupun ekspansi bisnis dalam bentuk fasilitas Built-to-Suit ataupun gudang penyimpanan berpendingin (cold storage).”
Ditambahkan, “Satu proyek telah mencapai penyelesaian di area Cibitung, dan diperkirakan terdapat sekitar tiga bangunan yang akan rampung hingga akhir tahun 2024, tersebar di lokasi-lokasi seperti Bogor, Jakarta, dan Karawang. Penyedia jasa logistik tetap menjadi penyewa dominan dalam sektor pergudangan modern.
Perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh antara 4,7% dan 5,5% menjelang akhir tahun, memperkuat daya tariknya sebagai tujuan investasi yang menarik di Asia Tenggara.
Farazia Basarah menyatakan, “Selain itu, Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia, yang didominasi oleh sektor manufaktur, melonjak 18.6% dari tahun sebelumnya dan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor logistik dan industri. Indonesia memiliki pasar yang menawarkan peluang pertumbuhan berkelanjutan dan diversifikasi portfolio yang menarik, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di berbagai kota lainnya di Indonesia.”