Asrinesia.com – Wisata sejarah budaya merupakan salah satu kekuatan pariwisata di Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Rote. Tren wisata budaya minat khusus juga merupakan kecenderungan wisata budaya yang sedang digemari oleh wisatawan dunia, terlebih wisata budaya yang dikelola baik oleh tour operator biro perjalanan wisata dan juga komunitas yang berbasis Community Based Tourism atau pariwisata berbasis komunitas dalam kerangka pariwisata berkelanjutan. Kedua jenis tour operator ini diharapkan menjadi ujung tombak tersedianya paket wisata budaya di Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, akan mengadakan Uji Trail Paket Wisata Budaya di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, selama dua hari dari tanggal 12-13 Juli 2019.
Nusa Tenggara Timur yang meliputi pengembangan wisata budaya di wilayah Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka yang merupakan wilayah crossborder (perbatasan) yang memiliki keunggulan wisata religi (Katolik dan Kristen) serta budaya masyakarat NTT yang beragam.
Uji Trail akan diisi dengan Paket Mnahat Fe’u (Heritage Trail), Susur Kampung, kunjungan ke situs hutan batu dan mata air, workshop pangan lokal dan fermentasi buah lokal, di Lakoat Kujawas dan menghadiri Pesta panen Feset Tohalat Mollo di Mutis, Timor Tengah Selatan – NTT. Selain itu, Uji Trail juga akan diisi dengan diskusi santai sambil menikmati suasana Mollo.
Tujuan dari Uji Trail ini untuk melihat dan merasakan hasil keluaran berupa pola perjalanan dan paket wisata budaya dari pelaksanaan Bimtek Pengemasan Produk Wisata Sejarah dan Warisan Budaya; Menguji Kelayakan paket tersebut, untuk dipasarkan melalui market place baik offline maupun online untuk pasar nasional, regional dan internasional; dan Menguji kesiapan penyedia produk pariwisata sejarah dan warisan budaya juga pengemasan paket wisata budaya yang solid.
Uji Trail dilaksanakan setelah Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mengadakan bimbingan tehnik semenjak awal tahun 2019. Tujuannya untuk menyiapkan NTT dan pelaku pariwisata terutama tour operator dapat menjadi tour operator yang bertanggungjawab dan memiliki produk pariwisata yang beragam seperti wisata sejarah, religi, tradisi dan seni budaya serta layak jual.
Hasil dari Uji Trail ini akan dituangkan dalam buku “Kelana 3 Negeri” yang merupakan kompilasi dari hasil-hasil Bimtek Pengemasan Produk Wisata Sejarah dan Warisan Budaya, mencakup Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya yang telah diselenggarakan oleh Bidang Wisata Sejarah dan Warisan Budaya.
Bimbingan teknis dan Uji Trail Paket Wisata Budaya ini bukan saja di Nusa Tenggara Timur (Timor Tengah Selatan), tetapi juga dilaksanakan di Tanjungpinang (Pulau Penyengat) dan Jambi (Muaro Jambi). Daerah tersebut terpilih dengan alasan memiliki keistimewaan dan kekuatan yang berpotensi maksimal pengembangan produk pariwisata berskala nasional dan internasional.
Ketiga daerah tersebut untuk menghasilkan keluaran berupa pola perjalanan dan paket wisata budaya solid yang dapat dipasarkan melalui market place baik offline maupun online untuk pasar nasional, regional dan internasional. Peserta dari bimbingan teknis ini adalah pelaku pariwisata di daerah sasaran terutama tour operator BPW dan komunitas sebagai penyedia produk pariwisata solid bidang sejarah dan warisan budaya. Selain itu, upaya pengemasan paket wisata budaya yang solid merupakan salah satu usaha Kementerian Pariwisata RI untuk mengimplementasikan UU No 9 tahun 2010 tentang kepariwisataan, prinsip pariwisata berkelanjutan untuk mencapai SDG’s (Sustainable Development Goals).