Asrinesia.com – Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, kembali mengadakan seminar online. Kali ini tentang arsitektur Rumah Jawa, (13/01/22). Seminar ini sebagai wacana napak tilas warisan arsitektur Nusantara.
Seminar ini dilakukan bersama IAI Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah asal-usul budaya masyarakat Jawa Yogyakarta dan sekitarnya. Hal ini diapresiasi oleh ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ar. Ahmad Saifudin Mutaqi, IAI, AA.
Dalam seminar ini dikupas, potensi arsitektur di Indonesia bisa dilihat dari nilai seni budaya yang dikandungnya, yang masih mampu menggugah pelaku seni budaya dan pemerhati arsitektur.
Keunikan arsitektur tradisional Nusantara di seluruh Tanah Air dapat diangkat menjadi daya tarik kalangan generasi muda dan pengembangan pariwisata arsitektur bagi turis mancanegara, kita harus dapat memelihara peninggalan budaya bersejarah ini dan menyampaikannya pada khalayak luas sesuai era-nya.
Bangunan Jawa yang berarsitektur Joglo saat ini merupakan metamorfosa arsitektur masa lalu yang mudah diterima dalam era kekinian, karena bentuk, filosofi maupun konstruksinya mudah diadaptasi pada desain rumah modern.
Keunikan arsitektur Joglo – Rumah Jawa perlu terus dipelihara dan disosialisasikan, agar pengembangannya kemudian desainnya tetap berpijak pada pakem tradisi budaya yang adiluhung.
Seorang pakar ilmu Javanologi yang mendalami sejarah latar belakang bangunan tradisional Jawa, Ir. Yuwono Sri Suwito, MM dari Balai Konservasi Candi Borobudur dan Prambanan, memiliki banyak catatan penting tentang bangunan rumah Jawa kuno.
“Kehidupan masyarakat Jawa yang berada di sepanjang bentang pulau Jawa ini memiliki ciri keistimewaan masing-masing, sehingga setiap daerah memiliki karakteristik desain rumahnya termasuk yang tinggal di pegunungan dan pesisir,” ujar Ir. Yuwono Sri Suwito dalam seminar online tersebut.
Demikian juga pembicara lainnya, Arsitek DR. Ir. Revianto Budi Santoso, M.Arch, Dosen Arsitektur UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, adalah ahli yang mampu mengartikulasikan bahasa tradisi ke dalam bahasa arsitektural rumah Jawa secara menarik.
Penjelasan tentang javanologi oleh pengajar arsitektur ini, lebih mudah dimengerti dan dikembangkan ke dalam konsep desain arsitektur Jawa yang lebih baru di era modern.
Penerapan filosofi arsitektur Jawa yang sangat dihormati pada desain bangunan modern telah dilakukan oleh Arsitek Eko Agus Prawoto, M.Arch, IAI pada beberapa karyanya dalam konteks kekinian, yang dikatakan sebagai re-use construction.
Dari pengalaman narasumber yang Arsitek praktisi dan pakar di bidang konstruksi arsitektur bambu ini, memperlihatkan bahwa pelestarian arsitektur rumah Jawa dapat terpelihara dan dikembangkan dalam arsitektur lebih baru, asal dilakukan secara baik dan benar.
Seminar Arsitektur Rumah Jawa yang unik, berjalan menarik karena dipandu Moderator Dr. Eng. Ir. Laretna T. Adishakti, M.Arch, pengajar Pascasarjana Arsitektur Universitas Gajah Mada yang mendalami masalah budaya sejarah dan tradisi Jawa.
Sehingga seminar yang diiikuti 800 peserta ini menghasilkan nilai-nilai arsitektur adiluhung yang bermanfaat bagi peserta seminar dari seluruh Indonesia.
Mengenali asal-usul bentuk arsitektur beratap Joglo, memberi pengalaman baru mengenali salah satu ikon arsitektur tradisional Nusantara.