Asrinesia.com – Karaton Yogyakarta Hadiningrat yang didirikan pada tanggal 7 Oktober 1755, memiliki filosofi perencanaan sangat luhur, dikenal sebagai ‘Hamemayu Hayuning Bawono’. Konsep pembangunan yang berarti menjadikan alam lebih indah, memberi keselamatan dan lestari ini memiliki daya tarik di era kekinian, sehingga perlu dipelihara dan disosialisasikan sebagai pakem tradisi Jawa yang adiluhung.
Memperingati bulan Arsitektur Indonesia ke-65 dan ulang tahun Keraton Yogyakarta, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Yogyakarta bersama Majalah ASRINESIA dan KENARI DJAJA, mengadakan seminar yang membahas ARSITEKTUR KERATON YOGYAKARTA sebagai ikon Legendaris pariwisata di Indonesia.
Kegiatan yang didukung oleh Penghageng Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk menyebarluaskan informasi tentang arsitektur Keraton sebagai napak tilas warisan arsitektur Nusantara diselenggarakan pada 12 Oktober 2023.
Ketua IAI Yogyakarta Ar. Baritoadi Buldan, IAI, menganggap seminar ini penting dalam menjaga warisan pusaka arsitektur, dan mengajak para Arsitek muda juga mendalami keistimewaan bangunan Keraton Yogyakarta.
Pihak Keraton yang diwakili KRT. Suryo Satriyanto selaku Penghageng Kawedanan Panitikisma Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, berharap Keraton tetap dapat dibanggakan bilamana kita sebagai bangsa turut memelihara dan melestarikan nilai budayanya.
Pakar Javanologi yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya DI Yogyakarta Ir. Yuwono Sri Suwito, MM, memiliki banyak catatan penting tentang bangunan di Keraton Yogyakarta. Secara khusus menyoroti sistem kontruksi bangunan yang hingga kini masih kokoh berdiri dan memberi ciri keistimewaan arsitekturnya. Penggunaan bahan dan desainnya memancarkan karakteristik yang pas sebagai kediaman raja berserta keluarganya.
DR.Ir. REVIANTO BUDI SANTOSO, M.Arch, Ketua Program Magister Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII) dan Dewan Kebudayaan DI Yogyakarta, mengartikulasikan bahasa arsitektur khas Jawa ke dalam bahasa kekinian yang mudah dimengerti secara menarik.
Penjelasan tentang arsitektur Keraton Yogyakarta secara runtun disampaikan sejak komplek Keraton dibangun oleh Sri Sultan Hemengku Buwono I, hingga perkembangannya saat ini dalam konsep arsitektur Jawa yang lebih modern.
Filosofi arsitektur Jawa yang digali dari tradisi dan kebudayaan di Keraton Yogyakarta, harus dihormati pada pengembangan desain bangunan modern lainnya menurut Ar. Erlangga Winoto, IAI, AA pada contoh beberapa karya arsitekturnya.
Pengalaman para narasumber berlatar Arsitek dan bidang konstruksi ini, memperlihatkan jaminan pelestarian Keraton Yogya akan terus terpelihara dalam arsitektur yang lebih baru, bila dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
Seminar Arsitektur secara virtual ini berjalan menarik dipandu Moderator Ar. Padmana Grady Prabasmara, ST, MSc, IAI Dosen Arsitektur Universitas Widya Mataram Yogyakarta yang mendalami budaya dan tradisi kehidupan di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Seminar menghasilkan nilai-nilai adiluhung bagi peserta dari seluruh Indonesia dalam mengenali asal-usul bangunan Keraton yang melegenda, sebagai ikon arsitektur Nusantara di Yogyakarta.