Asrinesia.com – Festival Pesona Bau Nyale 2020, sebuah festival yang mengemas khazanah budaya di Lombok merupakan daya tarik bagi wisatawan. Festival yang digelar sejak 8 Februari silam, acara puncaknya diadakan di bibir Pantai Seger, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (15/02/20).
Sejak pukul 03.00 WITA masyarakat dan wisatawan sudah berkumpul di Pantai Seger yang juga dikenal sebagai salah satu destinasi selancar terbaik di Lombok ini. Mereka berkumpul untuk berburu Nyale, cacing warna-warni yang konon disebut sebagai perwujudan dari Putri Mandalika yang cantik nan anggun.
Para pemburu Nyale datang dari berbagai kalangan dan usia. Mulai dari anak-anak hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan. Tidak mengindahkan dinginnya air laut, ribuan pemburu itu menceburkan diri ke pantai berkarang. Teriakan para pemburu beradu kencang dengan deburan ombak pantai Seger. Dengan lampu penerangan yang dipasang di kening atau senter di tangan, para pemburu dengan sigap mencari Nyale.
Proses menangkap Nyale sendiri dilakukan dengan menggunakan kayu berbentuk huruf ‘U’ yang diikat dengan jaring di belakangnya. Nyale yang bermunculan dari dalam karang itu kemudian diserok dengan jaring tersebut. Dibutuhkan kesabaran agar tangkapan Nyale banyak. Mengingat cacing ini cukup lincah dan licin.
Wujud Nyale sendiri begitu unik, berwarna-warni. Nyale juga mengandung protein yang tinggi sehingga sangat layak untuk dikonsumsi. Tak heran jika setelah menangkap, ada warga yang langsung memakannya. Tapi ada juga yang dibawa pulang dan dimasak untuk dimakan bersama keluarga.
Biasanya masyarakat memasaknya dengan cara dipepes dengan bungkus daun pisang. Kegiatan berburu Nyale baru usai setelah matahari terbit.
Nyale sendiri mempunyai cerita yang unik, menurut cerita rakyat, ada seorang putri cantik yang bernama Mandalika. Kabar kecantikan putri ini tersebar ke seluruh pelosok pulau, sehingga banyak pangeran yang jatuh cinta dan ingin menikahi sang putri.
Tak menginginkan terjadinya perang atau konflik karena diperebutkan oleh banyak pangeran, Mandalika memilih untuk terjun ke laut. Sebelum terjun ke Laut, ia sempat mengucapkan janji untuk mengunjungi rakyatnya dalam rupa/wujud Nyale.
Cacing laut tersebut hanya muncul satu tahun sekali dan dipercaya sebagai wujud kunjungan putri Mandalika untuk masyarakatnya. Dan dipercaya sebagai berkah hingga bagi masyarakat setempat juga berkhasiat menyembuhkan penyakit.
Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ari Juliano Gema saat mengikuti prosesi Bau Nyale mengatakan, ini menjadi budaya dan atraksi yang unik sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk datang ke Nusa Tenggara Barat.
“Festival Bau Nyale jadi cara efektif mempromosikan keindahan atraksi dan budaya di NTB. Sehingga mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang serta membantu menggerakan perekonomian masyarakat lokal,” ujar Ari Juliano.
Foto : Dok. Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif