Asrinesia.com – Indonesia membangun sebuah monumen jelang Konferensi Tingkat Tinggi The Groups of Twenty (KTT G20), berupa Monumen G20, dibangun di Jalan Bypass Ngurah Rai, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Monumen G20 yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempunyai ukuran tinggi 5 meter dan lebar sekitar 20 meter ini, memiliki beberapa bagian. Salah satunya berupa bilah berwarna perak sebanyak 20 buah sesuai jumlah anggota negara-negara yang tergabung dalam G20. Bila diperhatikan dari atas, 20 bilah kekuatan tersebut seolah-olah bergerak merotasi ke kanan yang bermakna kebaikan.
Desainer Monumen G20 Nyoman Popo Priyatna Danes yang dikenal dengan nama Popo Danes mengatakan, monumen tersebut memiliki beberapa bagian yang punya arti dan maknanya sendiri. Pada bagian atas, monumen itu berbentuk kelopak bunga merah atau lidah api yang diambil dari desain logo G20. Kelopak bunga ini bermakna memberikan keindahan sekaligus sebagai tanda kekuatan yang dapat menjadi energi baru untuk membangun dunia yang lebih baik.
Kemudian, pada bagian landasan terdapat sabuk hitam bertuliskan nama 20 negara anggota G20. Popo Danes mengatakan, nama Indonesia menghadap ke arah timur laut yang menurut kepercayaan umat Hindu Bali sebagai arah yang disucikan karena mengarah ke Gunung Agung. Di bawah sabuk itu, terdapat landasan bertingkat lima yang bermakna G20 diselenggarakan di negara berlandaskan Pancasila. Di bawah lidah api itu ada sabuk yang bertuliskan negara-negara anggota G20, menurut abjad.
Nyoman Popo Danes bisa menjadi desainer Monumen G20 karena ada permintaan langsung dari Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR. Setelah mendapatkan permintaan, dirinya langsung membuat sketsa-sketsa secara spontan.
Hasil sketsa itu kemudian dikembangkan oleh timnya di kantor. Dari pengembangan itu akhirnya keluar desain bentuk dasar rancangan Monumen G20. Timnya lalu terus melakukan perbaikan atas sketsa yang ada dan akhirnya desain Monumen G20 dapat difinalkan.
Setelah proses desain, hal yang cukup memakan waktu adalah saat pembuatan Monumen G20 tersebut. Menurut Popo Danes, proses pembangunan monumen cukup lama karena elemen-elemennya dibuat dari aluminium yang dicor. Elemen Monumen G20 diproduksi di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Popo Danes berharap perhelatan G20 akan menjadi gema yang baik untuk menyemangati dunia. Ia juga berharap pemimpin-pemimpin dunia dalam pertemuan G20 secara serius membahas arah atau nasib dunia ke depan dan pertemuan G20 di Bali bisa mendapatkan keselamatan dunia.