Filosofi the glass is half full yang diterapkan dalam keseharian keluarga milenial pemilik hunian, menjadi pengingat untuk ‘mau terus belajar’. Keluarga muda generasi produktif ini menyukai interior gaya farmhouse yang cenderung praktis, simpel, stylish serta homey, ketimbang gaya glamor yang cenderung ‘heboh’.
Michael Lauw, Desainer Interior yang merancang hunian mereka, menjadikan filosofi the glass is half full sebagai tema dalam pemilihan artworks dekoratifnya melengkapi tumbler glass half full koleksi pemilik. Interior ruang dirancang dengan konsep farmhouse compact, modern dan homey sesuai keinginan pemilik.
Melalui eksplorasi yang dilakukan untuk memunculkan ciri khas gaya farmhouse, Michael menghadirkan elemen fireplace yang difungsikan sebagai lemari penyimpan peralatan elektronik di ruang keluarga. Roots dari gaya farmhouse tetap dipertahankan, seperti panel dinding, serta lemari buku dengan aksen tangga geser yang diekspos menjadi elemen dekorasi ruang.
Untuk memperkaya gaya farmhouse, desainer memadukannya dengan elemen estetis bentuk curve yang sedang ‘in’ dan disukai oleh kalangan milenial. Elemen curve diwujudkan pada partisi ruang foyer, hall dan ruang keluarga. Bentuk lengkung ini melembutkan garis-garis kuat geometri.
Luas bangunan 209 m 2 , terdiri dari dua lantai di atas lahan 170 m 2 . Zona layout ruang di lantai satu terbagi ke dalam zona publik pada foyer, zona semi privat pada hall dan ruang keluarga yang menyatu dengan pantry, serta zona privat pada kamar tidur tamu dan dua kamar tidur lainnya di lantai dua.
Foyer ditata simpel dengan dua single sofa fabric bersandaran tinggi warna biru sebagai aksen ruang, dipadukan dengan standing lamp modern, yang menjadi unsur dekoratif fungsional. Elemen dekoratif lain dalam tone warna lembut berupa bantalan kursi dan hiasan dinding menjadi background aksen pada foyer .
Point of interest berupa koleksi tumbler glass half full ditata menarik di lemari dengan aksen tangga geser di hall sebagai area peralihan dari foyer menuju ke ruang keluarga. Partisi estetis bentuk curve menjadi penyekat ringan antar ketiga ruang. Sekat lengkung ini seolah membedakan fungsi ruangan namun tetap menyatu, agar berkesan luas.
Untuk memaksimalkan pantry yang mungil, desainer merancang furnitur yang multifungsi, menggunakan peran island yang dapat digunakan sebagai preparation table dan fungsi meja makan. Area pantry yang terkoneksi dengan ruang keluarga ini, menjadi ruang favorit kebersamaan seluruh anggota keluarga.
Sirkulasi udara di dalam rumah terjaga baik, dengan adanya taman di depan dan di belakang rumah. Demikian juga dengan pencahayaan di siang hari, banyaknya bukaan jendela menjadi akses masuknya cahaya alami.
Skema warna putih dan light grey menjadi warna dominan pada setiap ruangan dengan aksen warna ungu dan biru. Aksen pada furnitur menjadikan ruangan dinamis dan tidak monoton.
Filosofi the glass is half full ternyata punya makna tersendiri juga bagi sang desainer. Rumah ini diberi nama Empty Glass Residence .
Penulis : Reny Sudarmadi
Fotografer : Hans Havilah
Lokasi : Surabaya
Desainer Interior : Michael Lauw