Rumah bagi keluarga Fajar J Adi merupakan tempat yang dapat membuat anggota keluarganya selalu merasa sehat dan dapat menikmati kebersamaan dalam suasana rileks yang akrab bahkan Fajar memberikan sentuhan edukasi pada setiap ruang rumahnya melalui aplikasi interiornya.
Berkunjung di rumah ini kita bagaikan memasuki “museum” yang sarat dengan benda koleksi yang memikat, mulai dari pernik interior, piranti makan, mebel, poster, sampai aneka mainan, semua seakan “bercerita”, dan kita seolah “dibawa” pada masa jayanya yang dikemas dalam satu konsep ekletik yang cantik.
Rumah tiga lantai ini penuh dengan benda unik di setiap ruangnya yang yang dirancang sendiri oleh Fajar J Adi, pemilik rumah yang sekaligus sebagai perancang rumah berikut dekorasi interiornya.
Menurutnya, proses pembangunan rumahnya selesai dalam kurun waktu hampir empat tahun. Prosesnya memang agak lama, karena hamper selalu terjadi bongkar pasang ketika belum sesuai dengan keinginannya.
“ Dalam membangun rumah ini saya lakukan dengan design by process. Semua material kosen daun pintu saya dapatkan dari bongkaran rumah tua Belanda di kawasan Menteng sedangkan inspirasi desainnya saya dapatkan secara spontan saja. Itulah sebabnya membangun rumah ini butuh waktu lama,” Ujar Fajar menjelaskan
Fajar yang berlatarbelakang arsitek dan ahli dalam mendekorasi ini, adalah kolektor pecinta barang antik yang memiliki nilai historis untuk dijadikan elemen utama dalam penataan interior rumahnya. Dengan mengusung konsep interior eklektik, ia memadupadankan semua elemen dekorasinya. Unsur green sangat terlihat dalam desain interior terlihat dari pemilihan material daur ulang (recycle). Dapat dikatakan bahwa interior rumah ini konsepnya juga sustainable.
Di lantai satu digunakan sebagai ruang komunal atau public area yang dirancang tanpa sekat agar semua terasa menyatu. Fungsi dari setiap ruang dibedakan dengan kelompok furniturnya yang ditandai dengan aplikasi pada material dindingnya. Dinding di ruang tamu dipakai bata ekspos, sedangkan di area ruang makan dindingnya diberi warna oranye yang mencolok dengan metode pengecatan rustic agar memberikan efek tekstur, sekaligus merupakan ‘focal point’ di lantai ini. Ruang display ditandai dengan penyelesaian dinding yang unfinished.
Lantai dua untuk ruang yang bersifat privasi seperti kamar tidur utama dan dua kamar tidur anak perempuan, serta ruang keluarga. Koridor tangga menuju lantai dua dan menuju kamar tidur utama, dipenuhi pernik yang bernuansa heritage disusundalam “alunan melodi” yang indah.
Hal unik dan menarik dari hunian yang berada di atas lahan seluas 250 m2 ini, justru ruang kerja yang terletak di lantai tiga, yaitu ruang kerja yang berfungsi sebagai “museum”. Di sini, dipajang barang koleksi, mulai dari aneka mainan, poster, piring-piring antik, alat-alat rumah tangga serta barang seni lainnya. Untuk melengkapi ruang privatnya ini, Fajar membuat tempat kongkow-kongkow dan acara barbecue di teras depan.
“ Saya sengaja cor lantai depan ini untuk membuat taman kecil karena di sini mempunyai view yang bagus ke depan. Saya sering mengundang teman2 untuk sekedar ngobrol di lantai atas inilah kami berkumpul. Lantai tiga merupakan ruang pamer saya, dan ini “saya” banget,” Ujar Fajar
Penulis : Denyza Sukma
Fotografer : Roy Genggam
Lokasi : Rumah Fajar J Adi
Puri Bali – Sawangan