Arsitek Sansan dan Tritya dari TIES merancang bangunan rumah tinggal dengan desain pelana, yang identik dengan bentuk klasik sebuah atap bangunan yang selalu diasosiasikan sebagai sosok rumah. Dari bentuknya yang klasik, arsitek mengembangkan pelana ke dalam bentuk asimetris, untuk menciptakan kesan modern kontemporer pada fasad bangunannya. Bentuk atap pelana yang cukup tajam kemiringannya, membuat rumah ini memiliki ruang dalam dengan ceiling tinggi yang memberi kesan luas.
Rumah tinggal seluas 375.5 m2 di atas lahan 180 m2, dirancang untuk keluarga pasangan desainer yang menginginkan pekerjaan mereka sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian di rumah. TIES membagi kedua fungsi kegiatan yang berbeda itu dengan menempatkan area kantor di lantai satu dan semi basement, sedangkan untuk tempat tinggal ditempatkan di lantai atas.
Pada area tempat tinggal, massa bangunan dibagi menjadi dua. Area semi privat yang mencakup ruang keluarga dan ruang makan ditempatkan di bagian depan bangunan. Sedangkan area privat berupa kamar-kamar tidur ditempatkan pada bagian belakang. Kedua massa bangunan ini dipisahkan oleh taman kering agar mendapatkan pengudaraan yang cukup, di samping tercipta suasana hening karena dinding keduanya terpisah.
Penggunaan material roster dimaksudkan supaya ruangan di dalam tetap mendapatkan cahaya matahari yang cukup dan tidak berlebihan. Pola penyusunan dinding roster memberikan bias cahaya yang beragam, sehingga menjadi unsur estetika ruangan di siang hari. Dengan penggunaan material ini, aktivitas di dalam rumah tidak terlihat dari luar untuk memberi rasa nyaman dan privasi bagi penghuni.
Fasad bangunan rumah menggunakan dua material berbeda, yaitu aspal bitumen dan dinding bata untuk memberikan kesan estetis pada arsitekturnya. Pada pertemuan kedua material tersebut diberi ruang jeda untuk menghindari kebocoran yang dapat terjadi karena penggabungan dua jenis material berbeda.
Bagian yang paling menantang dan menarik terletak pada ruang keluarga dan ruang makan, mengingat interaksi penghuni terbanyak dilakukan di ruang ini. Untuk memenuhi kegiatan yang kondusif dan nyaman, kedua ruang disatukan dengan langit-langit ditinggikan dalam satu ruangan besar sehingga terasa lega. Bentuk segitiga mengikuti atap pelana menaungi ruang keluarga yang menciptakan kesan homey. Terdapat ruang mesanin sebagai tempat santai keluarga beralas jaring-jaring.
Terlepas dari adanya kebutuhan kantor dan tempat tinggal, hunian ini juga memerlukan fasilitas khusus bagi orang tua pemilik yang mempunyai kendala sulit berjalan, sehngga dibuatkan ramp sebagai solusi untuk menggantikan fungsi tangga. Penggunaan ramp dioptimalkan dengan split level, agar area yang tersedia tidak habis oleh ramp.
Sedangkan unsur hijau pada area atap rumah selain dapat menjadi ide yang menarik dalam desain sebuah rumah, juga berfungsi sebagai peredam panas dengan perawatan yang rendah. Unsur estetika dan faktor sehat merupakan perpaduan pada desain arsitektur yang saling melengkapi. Keduanya menjadi pertimbangan tim arsitek TIES dalam setiap perancangan bangunan dan lingkungannya.
Penulis : Reny Sudarmadi
Fotografer : Art Pictures
Lokasi : Tangerang
Arsitek : Sansan, S.Ars, TIES & Tritya Prasna Dipankara, S.Ars, TIES