Saya mau rumah “Jadul”… Itu inti kalimat pertama yang ditangkap pada saat sang pemilik menerangkan keinginan untuk membangun rumah barunya. Rumah yang ingin ditinggali bersama keluarganya sampai hari tua, rumah yang dapat menciptakan suasana berbeda di tengah hiruk-pikuknya kota Jakarta.
Kawasan Menteng menjadi referensi yang sesuai untuk lebih memahami rasa rumah jadul itu. Arsitektur bergaya kolonial diyakini menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi keinginan sang pemilik. Bentuk dan proporsi bangunan yang berpadu-padan dengan profil sederhana, dinding roster, lubang angin, tralis, marmer serta tegel adalah elemen-elemen yang mudah dikenali pada bangunan bergaya kolonial. Tidak ketinggalan penggunaan pasir granit yang menjadi ciri khas material yang digunakan pada rumah jadul. Kesemuanya ini menjadi ide awal yang perlu digodok untuk menghasilkan suatu komposisi desain yang pas di lahan berbentuk trapesium seluas 1.100m2
Proses desain pun dimulai, namun tantangan untuk memenuhi keinginan sang pemilik tidak hanya sampai di sini. Koleksi furnitur dan ornamen antik dan favorit peninggalan orangtua akan menghiasi ruang dalamnya, ditambah dengan furnitur ala resor dari Box Living yang saling melengkapi. Setiap barang sudah dialokasikan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya dari awal, sampai-sampai dimensi dan bentuk ruang pun dapat mengacu pada kebutuhan penempatan barang tersebut. It’s a whole package, merencanakan suatu bangunan sampai dengan isi dalamnya, yang kali ini membutuhkan bangunan seluas 800m2 untuk memenuhi kebutuhan sang pemilik.
Keterbukaan namun memiliki batasan… Adalah hal yang tersirat pada saat orang melihat bangunan ini. Diambil dari kesan yang didapat saat bertemu dengan sang pemilik, rasa hangat menyambut serta canda tawa membawa pengaruh besar di dalam penataan massa bangunan. Nuansa resor yang teduh, santai, dan didominasi banyak ruang terbuka terbentuk dari penataan massa bangunan yang terpisah dengan adanya permainan level serta ketinggian. Kolam renang menjadi unsur pemersatu yang diyakini sebagai oase dari elemen di sekelilingnya. Bay window kamar utama yang terletak di ujung kolam renang menjadikan sebuah vista yang terelakkan. Sun room berlantaikan tegel kunci bermotif pun siap menyambut tamu dan keluarga.
Dibatasi dengan dinding masif bermaterialkan pasir granit antara area penerima dengan area privat tidak memberikan kesan angkuh, perpaduan dengan dinding roster bermotif modern dan juntaian tanaman semakin memperhalus batas transisi kedua area tersebut.
Didukung oleh lansekap yang berpayung pada konsep “tranquility”, diterjemahkan pada sisi demi sisi yang tercipta oleh olah desain arsitektur kolonial dengan suatu karakter tropis yang kuat. Dimana memiliki satu tujuan yang ingin dicapai, yaitu ketenangan menikmati hijau tropis yang royo-royo.
Penataan massa bangunan rumah ini diharapkan dapat memenuhi konsep rumah sehat ala arsitektur Belanda, dimana bangunan memiliki jarak dengan dinding pagar batas. “Green cooling” tercipta karena jarak di antaranya terisi oleh hijau tanaman. Penempatan lansekap disiasati dengan memanfaatkan green screen disemua sisi yang berjarak tadi semaksimal mungkin.
Keterbukaan yang tersirat menjadi suatu keunikan tersendiri dengan adanya kolaborasi arsitek dan arsitek lansekap, dimana diterapkannya “breathable fence wall”… Ya..kami mampu bersepakat secara bijak.
Hunian berkonsep resor tentu saja tidak terlepas dengan adanya permainan pencahayaan, dimana saat matahari mulai tenggelam, tercipta atmosfer baru dari keseluruhan desain dan elemen yang saling melengkapi. Permainan pada skenario pencahayaan diciptakan untuk memberikan ambience cozy dan calm pada hunian ini. Intensitas dan prioritas area pencahayaan dipilih untuk mengurangi kontras yang berlebihan agar nyaman bagi pengguna dan memberikan aksen lembut pada elemen-elemen arsitektural dan lansekap.
Hampir 2 tahun sang pemilik menanti… senyum puas akhirnya tergambarkan pada raut wajah. Rumah Kemang Dalam yang bernuansa resor akhirnya siap untuk menjadi awal cerita baru bagi pasangan suami istri yang memiliki 2 anak remaja.
Penulis : @hellomanthra
Architect and Interior Designer : @hellomanthra @bayuaruum @shanty_suryo @gitasaraswatie
Lighting Consultant : KLD @kldesign.id
Lanscape Consultant : Pesona Selaras Indonesia @pesona.selaras.indonesia
Photografer in house : @hellomanthra