Asrinesia.com – Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) merupakan pameran yang menginisiasi kolaborasi industri desain, seni, teknologi, hiburan, dan perhotelan. Melibatkan desainer interior, desainer grafis, fotografer, videografer, scenographers, pelukis, pematung, sutradara film, dan banyak kreator lainnya. ICAD diadakan setiap tahun untuk mengeksplorasi kekayaan kearifan lokal Indonesia secara kontemporer.
Pameran yang diselenggarakan setiap tahunnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini, hadir untuk ke-12 kalinya. Tahun 2022 ICAD mengusung tema Fragmenting Yesterday, Reshaping Tomorrow yang menelusuri relasi antara masa lalu dan masa depan. Tema ini tidak bisa dipisahkan dari pandemi sebagai memori kolektif yang mempengaruhi kita semua.
Pameran yang dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan juga Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andika Permata ini, dikuratori oleh dua kurator muda yaitu Amanda Ariawan dan Prananda L. Malasan.
“Pameran ini tidak hanya melibatkan seniman, tapi juga desainer, arsitek, dan sebagainya. Jadi tantangannya adalah bagaimana partisipan dari beragam background ini bisa berkolaborasi untuk menghadirkan berbagai karya seni,” tutur Amanda.
“Di antara realita isu-isu sosial yang ditawarkan melalui karya-karya yang ditampilkan, dapat ditemukan pandangan kritis dan imajinasi dari para seniman. Berbagai gagasan dari para peserta dapat dipahami dalam pameran ini, mulai dari aspek humor hingga politis, analitis hingga spekulatif,” jelas Amanda.
ICAD tahun ini melibatkan 59 partisipan lintas disiplin yang datang dari bermacam-macam latar belakang; pelukis, pematung, desainer grafis, desainer interior, fotografer, sutradara film, dan kreator lainnya. Mereka berasal dari berbagai daerah dan negara, di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Bali, Prancis, Inggris, dan Rusia.
Karya-karya mereka terbagi dalam 5 kategori, yaitu Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration. Di kategori Open Submission, terdapat tiga (3) seniman internasional yang berpartisipasi, berasal dari Prancis, Inggris, dan Rusia.
Semua karya-karya yang dipamerkan menawarkan gagasan-gagasan yang kritis dan imajinatif mengenai berbagi topik-mulai dari sejarah, lingkungan, teknologi, hingga budaya.
Sejarah menjadi salah satu topik yang banyak diangkat oleh para partisipan, salah satu contohnya adalah instalasi The Banda Journal dari Muhammad Fadli, Fatris MF, dan Jordan Marzuki yang mengangkat peninggalan kolonial dan eksploitasi rempah di Pulau Banda.
Salah satu hal yang tak kalah menarik dari ICAD 12 adalah adanya beberapa karya yang merespons ruang grandkemang sebagai venue. Krishnamurti Suparka “bermain-main” dengan arkeologi kontemporer dan pseudosains melalui karyanya yang berjudul The Hotel.
Karya Nyoman Nuarta hadir sebagai special performance di ICAD 12 ini, sementara itu di kategori In Focus ada karya Heri Dono, Eddie Hara x Rebellionik, onxideastudio, Mella Jaarsma, Nasirun, dan Titarubi. Beberapa karya yang masuk dalam kategori Featured antara lain karya dari Made Wiguna Valasara, Arafura Media Design, dan Pinky Gurl x Wilsen Willim.
Ada pula PLAYO yang menghadirkan pameran arsitektur yang menggunakan bio-based material yang bekerja sama dengan Erasmus Huis dan hasil lokakarya desain yang berfokus pada material berkelanjutan yang diprakarsai oleh British Council.
Di bagian Featured, ada lebih banyak kreator lagi. Mereka adalah Adhi Nugraha, Amoda x Bedlam & Origin Research, Arafura Media Design, Ayu Andiani Putri, Deio, Digital Nativ, Hendro Hadinata, Irmandy Wicaksono, Made Wiguna Valasara, Natasha Tontey, Sarita Ibnoe, Studio Woork sampai Wanara Design Studio.
ICAD 12 juga menghadirkan delapan (8) sesi program talkshow, workshop, dan masterclass, yang berkolaborasi dengan pelaku kreatif, asosiasi, dan pusat kebudayaan asing. Beberapa mitra ICAD dalam program tahun ini adalah Koalisi Seni, MPA (Motion Picture Association), dan Ganara Art, lembaga pendidikan seni dan budaya yang fokus pada manajemen seni dan kurikulum kreatif.
Kolaborasi karya juga ditampilkan dalam Kemendikbudristek Immersive Box yang mengangkat ragam warisan budaya dan instalasi produk UMKM yang bekerja sama dengan studio desain.
ICAD sendiri telah menjadi salah satu event yang dinanti-nanti, karena merupakan satu-satunya pameran berskala besar yang menginisiasi sinergi dan kolaborasi antara berbagai pelaku kreatif.
Pameran ICAD berlangsung di Grand Kemang Hotel, Jakarta Selatan, dibuka untuk publik mulai 20 Oktober hingga 27 November 2022. Pameran ini tidak dipungut biaya namun sebelumnya pengunjung harus melakukan registrasi kedatangan di website resmi ICAD www.arturaicad.com.