Jakarta, 6 November 2023 — Hadir perdana di The Brickhall Fatmawati City Center, tanggal 3-4 November 2023 lalu, Jakarta International Architectural Forum bertujuan membangun ekosistem arsitektur dan desain melalui kolaborasi dan pemberdayaan komunitas. Melalui diskusi tertutup interaktif dengan perwakilan pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta dengan para pembicara, seperti Calvin Chua (Festival Director Archifest 2023, Singapura), Cosmas Gozali (IAI Jakarta, Curator Jakarta Architecture Festival 2023, Indonesia), Danny Wicaksono (Founder & Curator Bintaro Design District, Indonesia), Osrithalita Gabriela (Co-Initiator Ibu Arsitek, Indonesia), dan William Ti (Founder & Festival Director Anthology Festival, Filipina), JIAF 2023 menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah daerah dan arsitek untuk mencapai lingkungan binaan yang lebih baik.
Diskusi interaktif ini mempertemukan dinas-dinas pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta dengan arsitek sekaligus pelaku aktivasi komunitas. Diskusi yang dipimpin oleh dua orang moderator, yaitu Imelda Akmal (Chief Editor ARCHINESIA) dan Rezki Dikaputera (Prinsipal biro arah arsitektur) sukses membangun dialog yang mendalam. Melalui diskusi ini, para panelis dapat saling bertukar pikiran guna mencari cara yang konstruktif dan kolaboratif untuk membangun dan mengembangkan lingkungan binaan yang baik bagi masyarakat.
Di hari berikutnya, forum terbuka untuk publik yang dibawakan oleh para pembicara dengan tema “Membangun Ekosistem Arsitektur dan Desain melalui Kolaborasi dan Pemberdayaan Komunitas” membagi wawasan mendalam yang menginspirasi para audiens sekaligus merangsang pemikiran kritis audiens tentang pentingnya komunitas dalam memperkuat ekosistem profesi arsitektur.
Forum dilaksanakan berupa penyampaian presentasi oleh setiap pembicara masing-masing dalam durasi 30 menit. Kemudian dilanjutkan sesi tanya-jawab bersama audiens yang dipandu oleh moderator. Forum bertujuan untuk membagi wawasan mendalam yang menginspirasi para audiens. Pembicara diharapkan juga dapat merangsang pemikiran kritis audiens tentang pentingnya komunitas dalam memperkuat ekosistem profesi arsitektur.
Sesi pertama, pembicara terdiri dari William Ti, Founder & Festival Director Anthology Festival 2020 (Filipina) dan Calvin Chua, Festival Director Archifest 2023 (Singapura). Sesi ini dimoderatori oleh Rezki Dikaputera (Prinsipal biro arah arsitektur) dan Rofianisa Nurdin (Social Media Strategist – Coworkinc), dan dihadiri oleh total audiens sebanyak 99 orang.
William Ti berbagi tentang Anthology Festival dimana mereka ingin festival ini menjadi ruang bagi siapapun yang ingin menikmati arsitektur dan punya banyak cerita yang bisa mereka sampaikan ke keluarga di rumah. Pada akhirnya, arsitektur adalah tentang kita semua yang berkumpul bersama. Seberapa canggih teknologi yang ada, ia tetap harus bersifat sosial.
Sedangkan Calvin Chua berbagi mengenai tema yang diangkat untuk Archifest 2023, Interim, yang merupakan sebuah kata familiar di Singapura yang berarti top-down. Dalam hal ini, Calvin ingin Archifest menjadi platform eksplorasi sementara bagi arsitek, desainer, maupun masyarkat di luar ruang publik yang memang telah disediakan oleh pemerintah.
Di sesi kedua, giliran pembicara Indonesia, yang terdiri dari Osrithalita Gabriela (Co-Initiator Ibu Arsitek), Cosmas Gozali (IAI Jakarta, Curator Jakarta Architecture Festival 2023), dan Danny Wicaksono (Founder & Curator Bintaro Design District). Sesi ini dimoderatori oleh Imelda Akmal (Chief Editor ARCHINESIA) dan Rofianisa Nurdin (Social Media Strategist – Coworkinc), dan dihadiri oleh total audiens 110 orang.
Osrithalita Gabriela berbicara mengenai Komunitas Ibu Arsitek yang hadir untuk semua perempuan yang memilih berkarir dan berkarya sebagai arsitek, serta desainer. Ibu Arsitek ingin menumbuhkan keyakinan para perempuan di dunia arsitektur melalui dukungan untuk mencapai potensi terbaiknya dengan membantu menghubungkan perempuan yang berkarya di dunia arsitektur satu sama lain, dan juga dengan masyarakat yang lebih luas.
Pada sesinya, Cosmas Gozali mengungkapkan bahwa arsitek adalah mitra masyarakat, maka arsitek juga menjadi bagian dari komunitas. Tidak hanya turun langsung dan terlibat dalam komunitas, arsitek juga bisa memberikan solusi yang tepat dari apa yang dibutuhkan oleh komunitas dan masyarakat umum. Maka, hubungan arsitek dan masyarakat pun menjadi lebih dekat.
Danny Wicaksono berbagi mengenai kiat untuk membentuk sebuah ekosistem desain, di mana yang diperlukan adalah anak-anak muda, komunitas, swasta, dan pemerintah.
Selain diskusi dan forum, JIAF 2023 juga menampilkan pameran instalasi berupa karya-karya arsitektur dan desain yang inovatif dari para profesional dan komunitas, pameran ini menjadi platform bagi para arsitek dan desainer untuk mempresentasikan ide-ide mereka.