Beberapa waktu yang lalu Ikatan Arsitek Indonesia – Jakarta, melalui Bidang Pengkajian dan Pelestarian Arsitektur melaksanakan acara Sketsa Heritage.
Kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring dari empat tempat yang berbeda, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan Tugu Proklamasi.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu dua hari ini, terbagi menjadi beberapa segmen acara, Cerita Sejarah Perjuangan yang diceritakan oleh Bambang Eryudhawan, Cerita Sejarah Arsitektur Bangunan yang diceritakan oleh Cosmas Gozali, Workshop Sketsa oleh dua orang pelaku sketsa ternama, L.K Bing dan Denny Samawa serta Virtual Sketchwalk yang dikawal oleh para urban sketcher ternama, Seto Parama Artho, Artyan Trihandono, Iqbal Amirdha, Wahyu Pedro, juga dari Kamisketsa Galeri Nasional, Zamrud Setya Negara dan Elvin Elmerado.
Acara yang terbuka untuk umum dan diikuti oleh sekitar 200 perserta ini, selain bertujuan untuk meningkatan keperdulian masyarakat terhadap bangunan cagar budaya, juga berusaha mengingatkan kembali kepada generasi muda, perjuangan para pemuda Indonesia, mulai dari Kebangkitan Nasional di tahun 1908, Sumpah Pemuda di tahun 1928, dan detik-detik menjelang proklamasi, yang di ceritakan dengan sangat menarik oleh Bambang Eryudhawan. Sehingga diharapkan dapat menjadi semangat dalam meneruskan cita-cita bangsa, menjadi Indonesia yang lebih baik.
Jasmerah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah – Soekarno.
Febe Liana Badan Pelestarian Ikatan Arsitek Indonesia
NARASI
1. Seto Parama Arto Museum Sumpah Pemuda
2. Wahyu Pedro Museum Perumusan Naskah Proklamasi
3. Artyan Trihandono Museum Kebangkitan Nasional/Stovia
4. Iqbal Amirdha Museum Perumusan Naskah Proklamasi
5. Edy Tidharso Museum Perumusan Naskah Proklamasi
6. Maria Alexandra
Sketsa Gedung Museum Sumpah Pemuda ini dibuat untuk mendukung upaya melestarikan sketsa tangan yang dirasa meredup karena kehadiran teknologi komputer dan IT. Banyak obyek di dalamnya yang merekam semangat perjuangan dan persatuan bangsa, diantaranya adalah sebuah diorama dimana WR Supratman dengan biolanya terlihat sedang melantunkan untuk yang pertama kalinya, lagu Indonesia Raya, yang disebutnya sebagai Lagu Kebangsaan, tanpa lirik, dihadapan para peserta kongres. Yang kemudian lagu tersebut diresmikan sebagai lagu Kebangsaan Republik Indonesia dengan beberapa penyesuaian dari naskah aslinya
7. Chahyawati Soetopo Sketsa ini menggambarkan banguna STOVIA yang menonjolkan wajahnya sebagai simbol sejarah bangsa hingga saat ini dengan segala kemajuannya yang tergambar sebagai latar belakang gedung, bangunan modern yang terlihat samar.
8. Bambang Harsono Tugu Proklamasi adalah tugu peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang berdiri di Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat. Berlokasi di bekas kediaman Soekarno yang dulu bernama Jl. Pegangsaan Timur No. 56, yang sekarang sudah dihancurkan, yang merupakan lokasi pembacaan proklamasi kemerdekaan. Tugu Proklamasi Pada kompleks juga terdapat monumen dua patung Sukarno-Hatta berukuran besar yang berdiri berdampingan, mirip dengan dokumentasi foto ketika naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Di tengah-tengah dua patung proklamator terdapat patung naskah proklamasi terbuat dari lempengan batu marmer hitam, dengan susunan dan bentuk tulisan mirip dengan naskah ketikan aslinya.
9. Hillman Rusdhi Museum Sumpah Pemuda
10. Yanita Indrawati Sketsa salah satu sudut teras di Museum Sumpah Pemuda, dulu sering dijadikan tempat berdiskusi para pemuda dalam merumuskan kegiatan pergerakan. Pilar-pilar indahnya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah pembentukan semangat perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia. Rumah milik Sie Kong Liang di jalan Kramat Raya ini dahulunya merupakan rumah ‘in de kost’ bagi para mahasiswa. Pada tahun 1927, rumah itu menjadi tempat pertemuan berbagai organisasi pergerakan pemuda, dan rumah ini diberi nama menjadi ‘Indonesische Clubhuis/Clubgebouw’ (Gedung Pertemuan). Pada Oktober 1928 gedung ini ditetapkan sebagai tempat diselenggarakannya Kongres Pemuda II, sehingga akhirnya kini dijadikan bangunan cagar budaya dan dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.
11. R. Agung Sedayu Dipo Museum Perumusan Naskah Proklamasi