Asrinesia.com – Kampung Pecinan yang merupakan kawasan wisata populer yang ada di setiap kota di Indonesia memiliki keunikan khas dan menarik perhatian banyak wisatawan. Kehidupan budaya dan giat bisnis komunitas peranakan cina yang ‘murah meriah’ menjadi generator ekonomi lokal di sekitarnya.
Mengunjungi kawasan ini dengan kesibukan, penuh orang dan padat kegiatan mengingatkan pada masa lalu. Selain itu, di Kampung Pecinan ini banyak inspirasi dan inovasi arsitektural yang bisa didapat dari penggalian potensi budayanya.
Kampung Pecinan ini ada di banyak negara bahkan ada di setiap kota di Indonesia, dan keberadaannya terasa sangat khusus diantara kampung lainnya.
Kegiatan perdagangan menjadi ciri utama berbaur dengan tradisi budaya Tionghoa yang khas, bila dilihat kenyataan dari bangunan hunian, bangunan pertokoan dan bangunan ibadah yang marak warnanya, diselingi keindahan kriya kerajinan ukir, kain cita, fashion sampai kulinernya memang memiliki daya tarik.
Harapan tetap memiliki kampung pecinan yang lebih teratur, bersih dan tetap menjaga tradisi seni budaya khas Tionghoa, dibahas dalam seminar nasional arsitektur dan budaya yang diselenggarakan Pusat Studi Permukiman Kampung Kota (PSPKK) Universitas Trisakti, dan Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti yang bekerja sama dengan Kenari Djaja, perusahaan penyedia kunci dan kelengkapan pintu.
Melalui seminar bertajuk Kampung Pecinan – Kenyataan dan Angan-angan ini diharapkan bisa memberikan arah kemana perkembangan kawasan komunitas Tionghoa ini nantinya, karena banyak potensi yang dapat digali dan dimanfaatkan sebagai elemen sejarah dalam merajut komunitas pemukiman dan perdagangan pecinan modern yang tetap menarik wisatawan.
Dibahas pula bagaimana masa depan “kampung Pecinan’ dalam menghadapi era industri 4.0 yang serba digital dan akan mengurangi peran manusia yang menjadi kekhasan dan tradisinya.
Seminar yang diikuti oleh 524 peserta dan Direktur Utama sekaligus Founder PT Kenari Djaja Prima Hendra Sjarifudin ini menghadirkan Direktur Rumah Khusus Kementerian PUPR Ir Johny FS Subrata sebagai key note speech, yang mengatakan bahwa beberapa ciri bangunan khusus yang terdapat di Pecinan ini menjadi perhatian pemerintah.
Sedangkan narasumbernya adalah Prof. Dr-Ing. LMF Purwanto (Peneliti Kampung Pecinan – Universitas Soegijapranata, Semarang), Dr. Ir. FX. Eddy Arinto March (Peneliti Perumahan & Permukiman – Universitas Atmajaya Yogjakarta) dan Punto Wijayanto ST. MT (Peneliti Kawasan Kota Pusaka – Universitas Trisakti).
Dalam hal ini Prof. Dr-Ing.LMF Purwanto membahas sejumlah pemikiran tentang potensi kampung pecinan seperti di Jawa Tengah meliputi filosofi dan sejarahnya.
Sedangkan Dr.Ir.FX Eddy Arinto, Mars, yang melihat kebiasaan hidup dan desain hunian di komunitas ini, membahas tentang kehidupan di kampung tersebut yang banyak menarik wisatawan’ diperkuat oleh hasil penelitian dari aspek pemukiman dan sosial budaya di kawasan pecinan di Yogyakarta.
Punto Wijayanto ST. MT,arsitek muda dari Universitas Trisakti yang melihat kampung pecinan adalah bagian dari kawasan kota Pusaka di Indonesia. Menurutnya kawasan di kampung urban ini memiliki peluang untuk lebih maju di masa depan, meski memiliki banyak potensi heritage.
Seminar ini ditujukan kepada para arsitek milenial, mahasiswa jurusan arsitektur, arsitek perkotaan, dan para pengembang properti serta masyarakat umum yang memegang peran dalam bisnis dan pariwisata di kawasan heritage perkotaan.
Direktur Kenari Djaja Hendry Sjarifudin, berharap dari seminar ini banyak ide kreatif dan inovatif dalam menjaga kelestarian peninggalan bersejarah di kawasan perkotaan melalui pemikiran akademik dan teknologi industri modern.
“Sebagai penyelenggara, menikmati sekali pemikiran para arsitek untuk mengembangkan kampung pecinan menjadi kawasan yang lebih baik dan modern tanpa menghilangkan ciri khasnya sebagai kawasan perdagangan yang dibanggakan masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia,” ujar Hendry.
Sementara itu Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti, Dr.Ir. Etty R. Kridarso, MT, menyambut baik kolaborasi para arsitek dari beberapa universitas yang masing-masing memiliki keahlian tentang kawasan Pecinan diperkotaan ini.
“Kita bisa mendapatkan banyak ide yang inovatif untuk membangun salah tujuan pariwisata urban yang unik dan tetap popular ini,” pungkasnya. *
Seminar online nasional yang memakan waktu selama 3 jam lebih, dipandu oleh Dr. Ir. Dermawati DS, MTA (Ketua Pusat Studi Permukiman Kampung Kota/PSPKK – Universitas Trisakti), berlangsung sangat menarik.