Rumah yang nyaman adalah dambaan setiap keluarga, baik muda maupun yang sudah tua. Ukuran kenyamanan itu pun sangat personal sifatnya, seperti halnya sebuah hunian yang dirancang oleh team Somia Design di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Kata Svastaka berasal dari Bahasa Sanskrit India, yang artinya Rumah yang Nyaman.
Sebelum mulai mendesain, arsiteknya melakukan pendekatan, untuk mengetahui lifestyle penghuninya dan lokasi rumah yang terletak di lahan yang terbatas, sehingga perlu mempelajari karakter urban dan konteks di sekitarnya. Pemilik rumah akan memfungsikan rumah ini untuk tempat berkumpul keluarga karena anak-anaknya tinggal di rumah masing-masing yang berjauhan.
Untuk point urban dan konteksnya terhadap site, di sisi timur berseberangan dengan tapak terdapat taman kota yang potensial sebagai view untuk kelima kamar tidur rumah ini.
Rumah ini dirancang mengadopsi gaya arsitektur ‘modern tropical’ yang lebih abadi sepanjang waktu. Pemilihan material digunakan yang dapat mengimbangi desainnya yang natural dan berkesan tropis antara eksterior dan interiornya.
Desain arsitekturnya terlihat elegan diantara bangunan-bangunan sekitarnya, namun tetap terlihat humble dan kesan natural. Permainan cladding conwood dengan finishing walnut colour mendominasi fasad di lantai dua yang dipadukan dengan batu paras Kerobokan Bali abu-abu gelap, agar massa “box” putih yang berada di lantai tiga terkesan “melayang”, sebagai fitur dalam permainan massa arsitekturnya.
Lantai dasar digunakan sebagai area gathering keluarga dengan konsep open plan. Dapur bersih lengkap dengan island-nya terhubung dengan meja makan berkapasitas delapan kursi. Terdapat dua lounge area yang memiliki fasilitas TV dan yang sebagai penunjang kegiatan ke arah kolam renang. Layout lantai dasar dengan keterbatasan luasan ruangini bisa menampung kebutuhan penghuni yang secara ergonomis masih terasa lega. Bagian inilah yang menjadi point of interest dari rumah seluas 397 m2 .
Team arsitek berhasilmenghadirkan ambience dengan mengkombinasikan material kayu sungkai sebagai unsur penghangat di dalam ruangnya. Pemakaian warna “light beige” sebagai penetral antara material kayu dan batu paras Jogja yang digradasikan pada eksterior dan interiornya. Fix dan loose furniture didesain secara custome. Rumah ini menghadirkan suasana resort kecil sebagai svastaka house di dalam kota, sehingga penghuni tidak merasakan tengah berada di area pemukiman padat ibukota.
Penulis : Denyza Sukma
Fotografer : Mario Wibowo
Architect : Somia Design
Principal Designer : Widiadnyana
Designer Incharge : Gerry Surbakti, Putri R. Meyer
Lokasi : Pondok Pinang, Jakarta Selatan