Mengakhiri tahun 2022 dan mengawali tahun 2023, Majalah Asrinesia, Edisi 29 akan menampilkan tujuh desainer profesioanl di bidangnya masing-masing yang akan membahas Tren Desain 2023, yang mencakup Desain Arsitektur, Desain Interior, Desain Produk, dan Desain Arsitektur Lansekap. Kami akan menghadirkan tokoh-tokoh professional di bidangnya masing-masing, seperti Cosmas Gozali & Egino Tri Prasetyo (Praktisi Arrsitektur), Diana Nazir & Francis Surya Seputra (Praktisi Interior), Adhi Nugraha & Bram Satya (Praktisi Desain produk), serta Nyoman Miyoga.
Untuk mengetahui tren tersebut, Kami akan menampilkan opini para ahli profesional untuk membahas tren ke depannya seperti apa, mulai dari gaya, warna, material, bahkan desain-desain yang unik.
ARSITEKTUR
EGINO TRI PRASETYO
Sebagai praktisi arsitektur, Egino sudah cukup “malang- melintang” dalam menggeluti bidangnya. Melalui biro arsitek yang dikelolanya, Utopia Architecture, yang berbasis di Semarang, karya-karyanya selalu tampil modern menambah khasanah arsitektur Indonesia. Menanggapi tentang Tren Arsitektur untuk tahun 2023, Egino mengatakan bahwa, di tahun depan khususnya untuk residential, umumnya masih seputar gaya Tropis, Modern, Eropa Klasik, dan Amerika Klasik. Perubahan tren lebih kentara di pemilihan pemakaian bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan dan free-maintenance akan lebih banyak diminati, walaupun umumnya lebih mahal tetapi kemudahan dan ketahanan akan jadi pilihan dan pertimbangan utama masyarakat. Sebaliknya, ancaman krisis ekonomi yang berkepanjangan akan mengubah pola desain dengan mengutamakan efisensi dan kekompakan ruang disbanding hanya mengejar estetika semata.
COSMAS GOZALI
Pria bernama lengkap Arch.Dipl,Ing Cosmas Gozali, pendiri sekaligus owner Atelier Gozali ini adalah salah satu arsitek senior Indonesia dengan segudang prestasinya baik yang berskala nasional maupun internasional. Menanggapi Tren Arstektur 2023 dengan adanya pandemic mengubah pola hidup kita semua. Pasti akan ada pergeseran dan penyesuaian terhadap kebiasaan baru. Orang menjadi sadar bahwa rumah itu nilai kenyamannya sangat penting, sejak work from home, privasi sangat diperlukan oleh setiap anggota keluarga. Rumah dengan luasan terbatas akan menjadikan ruang multifungsi memiliki fleksibilitas untuk berubah fungsi. Fleksibilitas juga memberikan nuansa baru, perubahan bisa terjadi dengan melakukan renovasi. Selain itu juga keterkaitan kita dengan alam amat penting. Kita membuat ruang yang mempunyai koneksitas terhadap alam, alam dapat membantu efek tertentu di dalam ruang melalui cahaya, bayangan arah masuk sinar matahari, sehingga ruang menjadi dinamis, dan terasa lebih nyaman.
Kita tidak lagi membicarakan gaya arsitektur, tetapi unsur kenyamanan, fleksibilitas, koneksitas dengan alam, akan menjadi syarat dalam tren desain untuk masa depan. Kantor pun demikian, ruang kubikal ditinggal sejak sebagian besar orang work from home. Teknologi pembersih udara dan permukaan furnitur dilakukan. Fleksibilitas di kantor dapat mengubah ruang rapat menjadi ruang kerja, bila sedang tidak digunakan.
Manusia sebagai mahluk sosial punya dasar sosial, namun tidak lagi dilakukan di dalam ruang, melainkan di area terbuka yang membuat lebih nyaman dana man berinteraksi. Adanya courtyard pada bangunan tinggi diperlukan, dimana orang bisa mengadakan meeting outdoor dan bersosialisasi. Konsep atau sikap formal kini menjadi informal sejak pandemic dengan work from home. Yang penting sebenarnya adalah result atau hasil, bagaimana cara seseorang bekerja tidaklah penting.
INTERIOR
FRANCIS SURJASEPUTRA
Mantan Ketua APSDA (Asia Pacific Space Designer Alliance) periode 2012 – 1014, dan mantan Ketua Umum HDII (Himpunan Desain Interior Indonesia) periode 2013-2015 ini sudah banyak menghasilkan karya-karya interior yang mengagumkan baik di dalam maupun di luar negeri. Berbicara tren desain 2023, Francis memandangnya secara global, melihat kondisi di dunia saat ini, dengan kondisi finansial dunia yang sedang dan akan mengalami tantangan yang semakin berat. Krisis energi dan lingkungan juga semakin mejadi, demikian pula dengan bencana alam yang sangat ekstrem terjadi merata hampir di seluruh permukaan bumi. Maka respon desainer ke depannya adalah memberikan solusi terbaik untuk mengefisienkan investasi klien dan mengurangi beban alam serta penggunaan energi. Tren ke depan, habitat manusia akan mengecil untuk memberikan ruang untuk alam, secukupnya, seperlunya, lebih terbuka serta aman. Kebijakan pemerintah dalam memberdayakan UMKM akan membuat hunian kita menjadi lebih kental kelokalannya dengan nuansa tropis.
DIANA NAZIR
Diana Nazir, seorang desainer interior sekaligus pegiat seni adalah Design Director Artura Insanindo, sebuah perusahaan konsultan desain yang juga penggagas sebuah pameran seni yang rutin diadakan di Hotel Grand Kemang yang dikenal dengan ICAD (Indonesian Contemporary Art & Design). Sebagai praktisi desain interior, Diana memberikan pendaptnya tentang tren desain interior di tahun depan.
Pada dasarnya semua tren baru dalam desain, khususnya interior, akan beriringan dengan bergeraknya tren warna, desain produk, fesyen dan desain tekstil. Masa Pandemi selama 2 tahun lebih telah mempengaruhi banyak hal dalam hidup manusia, dan efek itu terasa dalam lahirnya tren terbaru dalam interior, khususnya di tahun 2023. Untuk tren di 2023, beberapa spesialis tren di dunia telah merangkum dan menuliskan beberapa tema, beberapa catatan adalah : ‘sustainability’, ‘unexpected new creation’, dan ‘design icons’. Untuk ‘sustainability’ akan berhubungan dengan riset penemuan material baru yang bisa digunakan dalam interior maupun produk, dan juga solusi pada sudut pandang estetika yang melibatkan pekerjaan tangan dan inovasi digital.
Sedangkan ‘unexpected new creation’ merefleksikan tema yang mengkombinasikan suatu keindahan yang tidak biasa dengan kreatifitas baru yang mengejutkan. Akan menampilkan palet warna yang berani dan bergantian secara kontras dengan warna yang lebih lembut. Multi warna dan warna pelangi juga akan banyak digunakan. Hal-hal yang bergerak antara analog dan digital, nyata dan virtual akan didorong sangat pesat, produk-produk baru akan terbentuk dari perpaduan kriya dan teknogi. Desain interior yang tercipta akan selalu ‘extraordinary’ dan ‘glamorous’. Selanjunya adalah ‘design icons’, dimana ruang yang dirancang, ditampilkan produk yang merupakan ‘statement’ atau spesial produk yang diproduksi dalam jumlah sedikit, ataupun hanya satu buah. Misalnya menempatkan furniture atau kursi yang ikonik sebagai fokus dalam ruang itu.
Warna yang dipakai biasanya palet warna dingin seperti biru dan abu-abu, warna hangat seperti merah, jingga, dan kuning biasanya diletakkan sebagai aksentuasi. Satu hal yang menjadi catatan adalah alam juga menjadi salah satu subjek dalam tren desain di dunia, warna yang lebih natural memberikan inspirasi terciptanya suasana menenangkan dan menyenangkan, bukan hanya di rumah, tapi juga di lingkungan kerja dan perkantoran. Mempertajam koneksi bangunan dengan alam, dan juga kesadaran untuk menghemat energi dan menyayangi bumi ini.
DESAIN PRODUK
ADHI NUGRAHA
Adhi Nugraha, seorang praktisi desain produk yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina ADPII (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia) ini merupakan sosok yang sangat konsen pada kualits produk dan desain terutama produk craft Indonesia serta benda pakai lainnya. Dengan alasan tersebutlah, alumni ITB serta lulusan S-3 dari Finlandia tersebut, mengangkat tesis yang bertajuk Mentransformasikan dari tradisional ke modern dengan membuat sebuah metode, yang dikenal dengan nama ATUMIC. Sebagai praktisi, kepedulian serta kepekaan Adhi terhadap desain produk, terutama produk pakai sangatlah serius.
Menyinggung soal Tren, menurutnya Tren 2023 untuk desain produk, sebagai berikut, pertama, tetap akan mengusung isu-isu terkait sustainability, yang banyak mengangkat isu lingkungan yang terkait juga dengan persoalan sosial dan budaya. Kedua, penggunaan materal alam dan daur ulang dalam produk-produk pakai juga akan semakin bertambah, tetapi dengan cara-cara baru, yang digabungkan dengan material dan teknologi terkini. Ketiga, berkembangnya desain-desain baru yang mengaplikasikan energi terbarukan. Khusus di wilayah desain transportasi atau desain untuk mobilitas, akan semakin banyak beralih pada penggunaan energi/tenaga listrik, terutama pada produk sarana mobilitas publik.
Mengambil hikmah dari bencana pandemi covid19, banyak desainer produk mulai menggunakan pendekatan “design for quality not quantity”. Kegiatan riset dan eksplorasi material baru, termasuk bahan limbah dan sampah sebagai bahan baku produksi suatu produk semakin tumbuh di segala bidang. Hal ini menghasilkan karya-karya desain baru yang ‘fungsional dan sexy’ yang berbasis dari material-material yang sebelumnya tidak pernah ada atau digunakan. Sebuah produk akan lebih dihargai jika memiliki dampak positif bukan hanya sekedar pada aspek ekonomi, tetapi juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar, dan ramah lingkungan.
RM. SATYA BRAMANTYA
Nama RM. Satya Bramantya, sudah tak asing lagi di industri dunia kreatif, kecintaannya khususnya pada dunia desain produk sudah diperlihatkannya melalui karya yang telah dibuat serta kepeduliannya pada dunia desain produk melalui berbagai kegiatan yang diikutinya, serta keterlibatannya di berbagai organisasi. Sejak 2019 sampai saat ini Bram masih aktif sebagai expert consultant di Kementrian Perindusrian. Segudang prestasi sudah diraihnya, bahkan kini bersama anak-anak muda di Yogya Bram terus memberikan inspirasi untuk terus berkarya melalui diskusi, dan pameran lokal.
Berbicara tentang tren desain produk pasca pandemic, artinya berbicara tentang nilai budaya dan kearifan lokal, yang intinya adalah bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan alam melalui produk yang kita hasilkan. Bahwa kekuatan budaya dan kearifan lokal di Nusantara ini menjadi jawaban tentang produk pasca pandemic. Yang terpenting dan perlu dipehatikan adalah, mulai dari cara mendesain produk, bagaimana produk tersebut bisa “berbicara” tentang konsep keseimbangan dan berkelanjutan, karena ke depannya, akan sulit bila suatu produk hanya dilihat dari bentuk visualnya saja. Untuk itu sebagai desainer, harus mampu mendesain suatu produk yang lebih menekankan kepada konsep dan filosofi produknya.
DESAIN LANDSCAPE
NYOMAN MIYOGA
Adalah I Nyoman Miyoga, yang sukses membuat profesi “tukang kebun” menjadi naik kelas. Dengan menggabungkan kreativitas, dan pengetahuan dibidang tanaman, pria kelahiran Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Gianyar, ini mampu menyulap sebidang lahan menjadi taman yang bernilai estetika tingggi. Nyoman Miyoga adalah Direktur PT. Ramawijaya Internasional Design, yang sangat konsisten mengedepankan aspek lokalitas sebagai bagian terpenting dalam desain-desainnya.
Berbicara tentang tren dalam landscape, terutama pasca pandemic, menurutnya di satu sisi ada nilai positifnya, misalnya orang mulai belajar menyukai pertanian dan berkebun, sehingga bagi masyarakat perkotaan mulai memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk berkebun, dengan menanam berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, atau tanaman untuk keperluan dapur, bahkan tanaman obat. Semua itu dilakukan untuk mengobati stress akibat pandemic. Perubaahan pun terjadi dalam desain pertamanan, terutama dari sisi desain dan pemakaian jenis tanamannya, semua ini terkondisi karena aktivitas masyarakat lebih banyak di area terbuka.
Dari sisi desain, untuk pemilihan tanaman, lebih memilih tanaman berbunga dengan warna pastel digital lavender, seperti tanaman lavender, widuri, garlic vine, petrea ungu, warna sundial ( warna emas, coklat, dan cream) seperti tanaman krokot, tembelekan, atau bunga tahi ayam, dan lainnya. Tanaman jenis palem, akan tetap menjadi tren, juga pohon Bodhi (Ficus religoisa) karena pohon ini dapat menghasilkan O2 selama 24 jam. Untuk material hardscape, batu alam lokal masih menduduki peringkat teratas karena mudah dalam perawatan. Selain itu, karena pasca pandemic, yang sebelumnya tidak ada dan sekarang wajib ada adalah tempat cuci tangan, terutama ketika kita masuk ke taman umum atau taman hospitality. Satu lagi yang akan menjadi tren yaitu adanya tempat duduk di alam terbuka, karena taman sebagai alternative untuk tempat bekerja (working space) di alam terbuka, karena masyarakat sudah terbiasa bekerja lewat online atau bekerja di rumah. Sehingga dalam desain taman 2023 akan banyak terdapat spot-spot taman yang menarik.