Majalah Asrinesia menyelenggrakan pameran virtual sebagai “gebrakan awal” di tahun 2021, dan merupakan pameran virtual perdana yang diadakan oleh media. Dengan tema “Indonesia Asri Expo 2021/IAE 2021”, soft launching Pameran Virtual IAE 2021 ini dimulai pada bulan Maret 2021, resmi dibuka pada Juni dan berakhir pada bulan September 2021.
Sekilas kalau menengok ke belakang, Majalah Asri juga yang memelopori pameran interior perdana yang diselenggrarakan di penghujung tahun 1983 di Balai Sidang Senayan yang diberi judul “Pameran Indonesia Dalam Interior (PIDI)”.
Dua belas anggota Asosiasi Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) DKI Jakarta turut berpartisipasi pada event tersebut. Berikut ini adalah kedua belas Desainer Interior dengan karya andalan mereka
Andre Stevanus Halim – “Kamar Swiss Beliin Hotel Singkawang Concept”.
Desain kamar Swiis-belinn Hotel Singkawang ini didasarkan oleh keinginan untuk membuat suasana ruang yang clean, simple, light dan contextual. Hal ini diwujudkan dengan penerangan light color yang dikombinasikan dengan earth color, serta furniture yang geometris dengan garis vertical-horizontal, dan penggunaan rattan sebagai aksen tropical, sehingga menghasilkan ruang kamar hotel yang nyaman.
Adelinah C. Rahardja – Nara Village Concept.
Proyek show unit Nara Village tipe 7 x 15, adalah sebuah hunian mungil yang ditujukan untuk keluarga muda, mengharuskan desain yang modern serta compact, namun tetap memberikan kesan hangat serta mengakomodasi semua kebutuhan rumah tangga. Konsep desain untuk ini mengadaptasi gaya Jepang namun sudah disesuaikan dengan selera pasar di Indonesia, agar sesuai dengan image cluster yang ingin ditunjukkan oleh klien kami. Gaya Jepang kami tampilkan melalui penggunaan garis desain yang simple, material kayu dengan tone terang, warna aksen yang bright namun tetap mengacu pada earth color, serta melalui elemen interior pendukung seperti custom wallpaper, custom artwork serta custom karpet.
Adi Surya Triwibowo – Area Diskusi Gallery Palakali Creative Depok.
Area diskusi dan sekaligus ruang rapat adalah menempati area di pojok ruang pamer gallery dengan suasana yang nyaman agar diskusi atau rapat bisa berjalan dengan santai sehingga menghasilkan keputusan yang diharapkan.
Benyamin Aris – Yogyakarta International Airport
Airport Internasional Yogyakarta dibangun di Desa Temon, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Yogyakarta. Kurang lebih sekitar 45 km dari Ibu Kota Yogyakarta. Airport ini untuk menggantikan Adisutjipto International Airport, Yogyakarta. Konsep yang diusung Yogyakarta International Airport terinspirasi pada kekayaan dunia yaitu batik. Melalui inspirasi batik inilah diharapkan dapat memberi kebanggaan bagi bangsa dan memiliki reputasi dunia. Yogyakarta Internatioanl Airport memiliki fungsi yakni menjadi pintu yang menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta ke kota-kota lain di Indonesia maupun di luar negeri. Ketika mendarat akan kental terasa budaya Jawa yang dipadukan dengan sentuhan internasional dan modern.
Diana Nazir – Pantai Mutiara Residence
Sebuah rumah proyek di Pantai Mutiara, Jakarta Utara dimana bangunan dan ruangnya dirancang khusus untuk tujuan yang sangat spesifik, sebagai surga dan dermaga kapal pesiar mewah bagi penduduk untuk melakukan perjalanan ke pulau di laut lepas. Konsep interior rumah dermaga adalah untuk menciptakan keindahan visual dan fungsi ruang yang optimal untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan sebelum berlayar ke laut. Kolaborasi dengan beberapa seniman menjadi ciri khas dan efek interior yang spektakuler di setiap ruang.
Ayu Joddy – Lobby Tower BC-Arcadia Park
The client briefing was quite challengeing, to design a multifunction space; a reception lobby that serves 2 towers at day time (with an exhibition space in between) and a function hall for night time. The theme, ‘Bringing the outdoor in’, is even more interesting.
Rica Ishak – Harris Hotel Tebet
Sebuah proyek renovasi hospitality untuk fasilitas utama, dikarenakan ada perubahan konsep branding menyeluruh yang dibuat oleh Hotel Management. Guide line yang diberikan adalah “retro”. Melalui Refreshing Retro, desainer mencoba mengambil “spirit” dan “karakter” utama, yang diterjemahkan dan ditransisikan menjadi sesuatu yang berbeda dan lebih modern 50’s, 60’s, 70’s, sebuah nostalgia, menerapkan pengulangan bentuk (repetisi) yang dikemas dalam warna sederhana, “bright colour” menjadi aksen menonjol sekaligus mempertegas “identitas merek” sehingga mudah diingat serta aplikasi karakter utama bentuk furniture era “retro” namun dalam penyajian warna yang sederhana. Bentuk & tekstur merupakan spirit & karakter utama yang diangkat.
Mira Prihatini – Indragiri Residential
An Enganging Blend of Colonial and Modern’
Bangunan pada masa era penjajahan Belanda dimana suasananya serba warm, plafon tinggi, garis-garis geometris dengan meng’adopt’ art deco style dengan sentuhan modern kekinian pada loose furniture-nya.
Penerapan desain khusus yang disesuaikan dengan lifestyle dari pemilik rumah dimana dari awal pemilik rumah menginginkan suasana colonial yang kental tapi tetap terlihat modern dan tidak suram. Klien sangat menyukai sudut-sudut cantik yang diolah dan warna yang serba ‘light’, terang juga ruangan yang open yang nantinya bisa digunakan untuk acara-acara tertentu dengan banyak tamu.
Pembagian ruang relatif terbuka dimana memang request dari pemilik rumah yang menginginkan saat-saat tertentu ruangan bisa dijadikan tempat pertemuan dengan banyak hadirin atau undangan.
Banyak material. Mix and match. Ada batu alam, marble dan stucco finish untuk wall finishing-nya. Untuk loose furniture-nya selain menggunakan kayu, juga ada beberapa accent dengan brown coconut shell slices, grey sea pen shell crackled, steinless steel dan acrilique. Semua dipadu dalam satu kesatuan desain sehingga menjadi sebuah harmony.
Pemilihan warna dan material diseuaikan dengan konsep desainnya.
Features: Interior foyer. Beda dengan ruang-ruang yang lain yang serba terang, di foyer sengaja dibuat accent dengan warna yang gelap dan kombinasi cutting marble yang mencolok secara design tapi monochrome dengan suasana foyer keseluruhan.
Ika Yuni Purnama – Masjid Raya Sadaniyah Al-Munawarah Gunung Menyan
Masjid ini penuh dengan dekorasi Jawa klasik dan mengingatkan kita pada Wali Songo. Luas bangunan mencapai 9.216 meter persegi, masjid ini mampu menampung 5.000 jamaah sekaligus. Masjid adalah wakaf dari Prof.DR.H. Sukamdani S.Gitosardjono dan Ibu Hj.Juliah Sukamdani. Keduanya adalah pendiri grup usaha Sahid, salah satu pemain bisnis wisata di Indonesia.
Konsep arsitektur interior. pada dasarnya struktur masjid menggunakan struktur pendopo dengan menggunakan umpak sebagai alas soko guru disebut mayangkara, dhadhapeksi dan langit-langit (singub). Kemudian pendopo juga didukung oleh 12 soko penanggap, dan 20 soko panitih. Kemudian tumpang sari adalah susunan terbalik yang didukung oleh soko guru. Umumnya tumpang sari ditemukan di paviliun bangunan bertingkat. Tingkatan ini juga dapat diartikan sebagai tingkatan untuk menuju puncak, yang terdiri dari serenagt, tarekat, esensi dan makrifat. Menurut kepercayaan orang Jawa, tingkatan tersebut akan menyatu pada satu titik. Arsitektur tradsional Jawa, khususnya di Jawa Tengah, lebih dikenal dengan bangunan Joglo. Joglo merupakan kerangka bangunan utamarumah adat Jawa yang terdiri dari tiang guru berupa empat tiang utama yang menopang struktur bangunan dan tumapng sari berupa balok yang ditopang oleh soko guru. Keseluruhan ruang dalam masjid ini menampilkan motif truntum dan bunga teratai.
Rina Renville – Sarinah Retail Thamrin Concept
Diantara berbagai bidang usaha yang dirambah Sarinah adalah usaha ritel dan pusat perbelanjaan. Sarinah retail menjadi salah satu upaya memberikan image Sarinah sebagai Ikon Indonesia Window of Indonesia. Interior Retail Sarinah ini menampilkan keragaman motif yang kaya dari Indonesia. Penggunaan motif pada elemen interior pada dinding, furniture dan ceiling. Wallpaper dengan motif songket dibuat menjadi motif gabungan modern dan warna yang representative dari nuansa Indonesia. Ceiling menggunakan motif Kawung juga diselaraskan dengan pemakaian motif di furniture.
Sissy Prima Laila – Artwork “Memories”
Cafe & Photobooth Museum Bank Indonesia merupakan proyek art program kami yang berada di kawasan kota tua Jakarta. Artwork-artwork pada area Cafe & Photobooth Museum Bank Indonesia terinspirasi dari sejarah budidaya kopi di Indonesia, elemen arsitektur bangunan Museum Bank Indonesia dan sejarah perkembangan uang di Indonesia dari zaman kolonial Belanda hingga saat ini.
Sakundria Satya Murti Wardhana – Rumah Tinggal Concept
Perencanaan interior design dengan gaya Kolonial Modern, lokasi Puri Jimbaran Ancol, Jakarta Utara. Luas tanah 40 x 12.5 m2.
Ruangan yang ditampilkan ruangan pantry yang menyambung dengan ruangan makan, dimana ruangan ini akan banyak menjamu tamu, untuk menikmati hidangan yang dimasak secara langsung oleh Chef keluarga. Konsep ruangan open space, warna yang digunakan dominan putih, royal blue, hitam dan gold. Material lantai menggunakan marble carara dan black nerro, sementara dinding menggunakan paneling agar lebih memberikan kesan kolonial, untuk area depan pantry hingga ruang makan terdapat koridor yang menggunakan lantai dengan motif catur. Untuk furnitur semua menggunakan finishing semi open pour, yang desainnya menyambung dengan panil dinding keseluruhan ruangan.