Pameran HOSPITALITY Indonesia 2018 telah berlangsung di JIEXPO Kemayoran Jakarta (27/10). Diisi dengan pameran Kerajinan dari para pengrajin tanah air yang dipamerkan melalui booth Furniture & Craft Indonesia.
Seperti CV Nuansa Kayu Bekas membawa produk-produknya yang berupa kursi, meja, hiasan kayu dan lain sebagainya. Perusahaan yang berbasis di Solo, Jawa Tengah ini fokus mendaur ulang kayu-kayu bekas menjadi karya seni yang bernilai tinggi.
“Sejak 2009 kami telah memperkenalkan produk-produk ekspor dari bahan baku bekas-pakai, yang berkualitas dan mempunyai value untuk konsumen, terutama di Eropa. Selama ini kami terus berusaha untuk mencari desain baru dan mengikuti keinginan pasar,” ujar Suwartini, Marketing CV Nuansa Kayu Bekas.
Pameran HOSPITALITY Indonesia 2018 juga menjadi ajang untuk mencari peluang calon buyers potensial dari manca negara. Seperti yang dilakukan oleh brand DOMASINDO yang membawa kerajinan oleh-oleh terbuat dari anyaman rotan, kursi, hiasan dan mebel yang bergaya casual dan minimalis. Brand yang berasal dari Desa Domas, Gresik, Jawa Timur ini memiliki produk-produk yang mencolok dibanding buatan peserta HOSPITALITY Indonesia 2018. “Produk kami terasa lebih berbeda karena warna-warni yang mencolok sekali, mungkin saja cocok untuk buyers dari luar negeri yang biasanya mencari produk unik,” papar Tri Laksono selaku pemilik dari DOMASINDO.
Produsen mebel pun juga berharap untuk bisa menjajaki kerja sama dengan brand lain di industri hospitality. Salah satunya Veda Sabrina, produsen furnitur dengan akar-akar jati yang memiliki warehouse di Jepara. Karya-karya dari Veda Sabrina juga sudah mencapai tanah Eropa. “Jadi untuk ekspor, main buyers kita ini berasal dari Eropa utamanya Inggris, sebulan bisa mencapai 4-5 kontainer untuk Root Furniture, di sini kita berharap bisa menjajaki peluang masuk ke industri perhotelan di Indonesia,” tutur Erick selaku Manajer Produksi dari Veda Sabrina.
Menurut Erick, Tri Laksono, dan Suwartini, adanya HOSPITALITY Indonesia 2018 dapat membantu para perajin asal Indonesia karena selain menargetkan pasar lokal, para eksibitor juga mendapatkan kesempatan untuk memperluas networking dengan para buyer dari mancanegara. “Dari segi peserta, segi barang, varian barang itu bagus, menarik konsepnya,” tambah Erick. “HOSPITALITY Indonesia 2018 ini pameran yang sangat bagus. Produk-produk yang di pamerkan itu cukup menarik dan tidak kalah dengan produk luar negeri yang lainnya,” pungkas Suwartini.
Ada yang menarik dari pameran ini yaitu pengunjung dan para eksibitor diberikan kesempatan untuk belajar membuat kerajinan Kokedama. Kokedama Workshop ini dipandu oleh Emillie Garden dan bertempat di IDEA Space.
Kokedama, yang dalam bahasa Indonesia berarti “bola lumut” adalah hiasan taman dengan bentuk bola tanah yang ditutupi lumut dimana tanaman hias dapat tumbuh. Ide Kokedama ini berasal dari Jepang.
“Dengan membuat Kokedama ini, kita bisa lebih menghemat pot-pot plastik, sehingga kita dapat mengurangi kegunaan plastik,” papar Nelsa Yesaya, selaku pemilik Owner Emillie Garden. Menurutnya, Kokedama belum begitu familiar di Indonesia sehingga melalui acara workshop ini para pengunjung HOSPITALITY Indonesia 2018 dapat belajar mengenai teknik dasar dan mungkin menjadi inspirasi bisnis.