Arsitektur dalam berbagai konteks zaman selalu bercerita tentang bagaimana kita bersikap merespon kondisi lingkungan dan menghargainya tidak sekadar suatu produk bangunan. Bali yang menyandang gelar Pulau Dewata dikenal karena keindahan alamnya. Ketika desain arsitektur tidak mampu “membingkainya” dengan apik, maka karakter Bali akan hilang tergerus pengaruh global.
Tim arsitek dari Somia Design, menerapkan konsep “asta kosala kosali” yang khas Bali berdasarkan konsep keseimbangan kosmopolis, hirarki tata nilai, orientasi kosmologis, ruang terbuka, proporsional dengan skala , kronologis, dan prosesi pembangunan, kejujuran struktur serta kejujuran material. Semuanya dipadukan dengan pendekatan modern seperti proporsi, komposisi, layout dan gubahan massa bangunannya. Dalam hunian ini kita kita diajak untuk merasakan kesatuan dari ruangruang luar dan ruang-ruang dalam dengan sekuens yang tidak monoton.
Hunian satu massa bangunan ini berada di atas lahan seluas 524 m2 yang terletak di kawasan Renon Denpasar, memiliki daya tarik karena menerapkan gaya arsitektur tropis kontemporer. Arsiteknya mengupayakan karyanya sebagai sebuah hunian yang senyaman resort, dengan desain arsitektur yang dapat bertahan lama dan selalu uptodate.
Area foyer yang merupakan point of interest terlihat menarik dengan adanya meja bar dan kursi kayu tinggi (stool) beralaskan polished concreted floor sebagai ruang komunal /penerima tamu. Terdapat pintu pivot berukuran 3 meter x 3 meter yang menghubungkan ruang foyer dengan area belakang rumah.
Gubahan berbentuk bukaan pada bangunan ini dibuat kreatif menggunakan perforated wall pada beberapa area dindingnya seperti berhiaskan ornamen Bali yang melegenda. Batu bata merah sebagai material bangunan tradisional Bali diterapkan menjadi aksen dalam aplikasi modern secara proporsional, kehadiran batu bata ini membuat suasana lebih soft dan natural.
Dengan penataan open plan pada ruang duduk dan area meja makan membuat ruangan ini terasa lega. Dari luas area yang ada, hunian ini setengahnya berupa ruang terbuka hijau yang bersinergi antara ruang luar dan ruang dalam. Disamping itu, Pemilik juga mengharapkan ada beberapa space dengan tema yang berbeda sebagai ruang kegiatan yang fleksible. Salah satu upaya arsitek adalah mendesain tangganya dengan anak tangga floating step, agar area bawah tangga dapat dimanfaatkan.
Desain interiornya disesuaikan dengan konsep arsitekturnya, menggunakan furnitur kayu solid dan veneer yang dirancang custom. Desain furniture mengambil bentuk casual dan modern agar dapat menyesuaikan dengan konsep arsitektur bangunan dan material sekitarnya. Warna dan finishing kayu dibuat senada agar sesuai dengan material di sekitarnya. Untuk pencahayaannya secara keseluruhan dibuat temaram (warm light), agar suasana pada senja dan malam hari tetap tenang dan nyaman.
Sebuah hunian dengan ruang terbuka dan alami, dipenuhi koleksi tanaman tropis merupakan pemandangan yang dapat dinikmati dari setiap sudut ruangan di rumah Bali modern ini.
Penulis : Denyza Sukma
Fotografer : Mario Wibowo
Lokasi : Renon, Bali
Principal : Widiadnyana
Designer incharge : Trisna M
Struktur Konsultan : Saka Undagi
MEP Konsultan : AMEP Design
Kontraktor : Loka Prasanti