Rumah adalah oase bagi penghuninya. Seperti halnya rumah yang terletak di area Kertomenanggal Surabaya, tepatnya berlokasi di selatan Surabaya berbatasan dengan Sidoarjo. Berdiri di atas lahan seluas 12 x 18.5 m2, suasana sekitar hunian terasa tenang, walaupun sebetulnya dekat dengan jalan raya menuju ke luar kota. Pemilik yang juga seorang grafis desainer mempunyai selera bagus dalam hal desain dan juga mengerti mengenai prinsip desain, hal ini membantu arsitek mulai dari proses desain sampai kepada implementasinya. Paling tidak, client mengerti mengenai proporsi, skala, irama dsb, yang diaplikasikan pada rumahnya.
Konsep dari Rumah dan Oase.Surabaya yang cenderung panas mengharuskan rumah ini mempunyai oase untuk menyejukkan udara. Jadi di tengah rumah ini dibuat inner courtyard yang selain berfungsi sebagai oase juga sebagai pengikat dari ruang-ruang di sekelilingnya. Maka demikianlah, Griyoase, gabungan kata griya/griyo (rumah) dan oase (mata air di tengah padang pasir dengan pepohonan di dalamnya) yang menyejukkan sekelilingnya. Rumah ini mempunyai bukaan optimal sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam dan sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik, terutama dengan adanya inneryard di tengah rumah yang ditanami dengan Moringa tree berukuran besar.
Inneryard yang luas ini menjadi orientasi ruangan pada rumah. Dari segala sudut rumah kita bisa melihat inner courtyard. Ditambah lagi dengan adanya void dan tangga, maka sinar matahari dan sirkulasi udara menjadi optimal. Untuk ruang-ruang yang berada di bagian belakang rumah, ada celah kecil di antara dinding belakang dengan ruangan tersebut sehingga sinar matahari masih bisa masuk ke dalam ruangan dan menghasilkan sinar alami dari lantai atas hingga ke lantai bawah dimana terletak gudang dan kamar tidur tamu.
‘Tree dan Three’Konsep dari Griyoase ini dijabarkan dalam ‘Tree & Three’. Konsep ‘Tree’ karena penghuni rumah sekeluarga mencintai pohon dan tanaman, jadi rumah ini benar2 ditransformasikan menjadi oase. Yang menarik adalah, peopohonan pada rumah ini memang sengaja ditanam untuk menunjang eksistensi dari rumah. Keluarga pencinta tanaman ini membeli pepohonan yang berasal dari Afrika, yaitu Baobab dan Moringa, yang pada kenyataannya memang amat selaras menciptakan suasana natural di dalam dan luar rumah. Bentuk dari Baobab dan Moringa memang unik, dengan pokok batang yang besar, pohon ini terlihat artistik dan menarik.
Sedangkan konsep “Three’ tidak hanya terlihat sebagai segitiga yang menjadi bagian dari facade bangunan bersama dengan susunan batu bata, tapi juga sebagai dasar atas beberapa hal yang terdiri dari tiga hal sebagai berikut:
1. Three Colors: Putih, Abu-abu, Hitam.Arsitek menggunakan 3 warna ini sebagai warna utama.
2. Kolaborasi dari 3 Pihak: Arsitek, Pemilik dan Kontraktor.
3. Into 3 Stories: Lantai 1, Lantai 2 dan Lantai 3 (roof top).
Pada awalnya rumah ini hanya terdiri dari lantai 1 dan 2 saja dimana lantai 1 sebagai ruang keluarga dan lantai 2 untuk kegiatan yang lebih privacy. Namun demikian, sejak covid pandemi mulai di tahun 2020 dimana kegiatan di rumah menjadi semakin banyak, pemilik dan keluarganya ingin agar roof top bisa digunakan untuk hobby gardening. Dengan konsultasi bersama arsitek, sebuah tangga didesain dan dibangun ke lantai 3, sehingga roof top ini bisa dicapai dengan mudah dari lantai 2.
Pada akhirnya lantai 3 ini dijadikan khusus untuk hobby bertanam, lantai 3 memenuhi pemikiran sadar ekologi, bahwa mahluk hidup tidak bisa hidup terpisah dari alam dan lingkungannya. Lantai 3 ini sekarang dipenuhi oleh berbagai macam tanaman hias dan pepohonan, yang memberikan simbiose mutualisme dengan penghuninya, menjadi oase dari lingkungannya. Ya… inilah yang dinamakan… Griyoase!
Narasi oleh : Anas Hidayat
Architects : Andyrahman Architect
Lead Architect : Andy Rahman
Architect In Charge : Abdi Manaf R.
Consultants : Andyrahman Architect
Contractor : Trijaya Makmur
Photographs : Mansyur Hasan
Location : Kecamatan Gayungan, Surabaya