Asrinesia.com – PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) mengukur kemajuan usahanya tidak hanya dari aspek ekonomi dan keuangan semata, tetapi juga dari keberlanjutannya di berbagai aspek. Hal tersebut ditegaskan oleh Corporate Director Intiland Theresia Rustandi, melalui keterangan tertulis, Senin (19/05/2025).
Melalui berbagai inisiatif strategis, perusahaan secara konsisten menunjukkan upaya untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, kelestarian lingkungan, dan tanggungjawab sosial.
Sebagai perusahaan pengembang properti dengan pengalaman panjang, Theresia menuturkan bahwa Intiland terus berupaya meminimalkan dampak negatif dari aktivitas operasional maupun pembangunan yang dijalankan.
“Komitmen ini tercermin dalam prinsip utama keberlanjutan perusahaan, yakni membangun lingkungan yang sehat dan berkualitas serta memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan kota dan masyarakat.”
Prinsip inilah yang menjadi dasar berbagai inisiatif Intiland dalam pengelolaan lingkungan, aspek sosial kemasyarakatan, tata kelola perusahaan, hingga pelaksanaan program tanggungjawab sosial,” tutur Theresia.
Dalam aspek lingkungan, Intiland menerapkan pendekatan konstruksi yang mengedepankan efisiensi dan kesadaran terhadap emisi karbon. Penggunaan material lokal dalam radius 1.000 kilometer menjadi salah satu langkah nyata untuk mengurangi jejak karbon, sekaligus menjaga kualitas dan keberlanjutan rantai pasok.
Perusahaan juga memilih material bangunan rendah karbon serta berupaya mempertahankan vegetasi asli di area pengembangan sebagai bagian dari pelestarian ekosistem.
Baca juga : Intiland Hadirkan Hunian Eksklusif Tierra Residence di Surabaya
“Kami percaya bahwa tanggungjawab terhadap lingkungan harus dimulai sejak tahap perencanaan dan pembangunan proyek. Setiap keputusan yang kami ambil mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan jangka panjang,” kata Theresia.
Selain itu, pengelolaan energi menjadi salah satu indikator utama keberlanjutan, seluruh bangunan yang tercantum dalam Laporan Keberlanjutan PT Intiland Development Tbk Tahun 2024 berhasil mencatatkan Indeks Konsumsi Energi (IKE) di bawah 250 kWh/m², sesuai dengan ketentuan peraturan nasional.
Capaian ini menunjukkan efektivitas strategi efisiensi energi yang diterapkan di berbagai properti Intiland.
Di bidang pengelolaan limbah, perusahaan mencatat penurunan volume sampah kelola sebesar 2,5% atau setara 44 ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini merupakan hasil dari penerapan inisiatif pengelolaan sampah terbaru serta penguatan hierarki pengelolaan limbah yang berfokus pada prinsip reduce, reuse, dan recycle.
(Keterangan foto : Komitmen keberlanjutan Intiland diwujudkan melalui inisiatif-inisiatif berkelanjutan, salah satunya melalui kegiatan CSR Gerak Lari Ambil Sampah (Gralapah) yang memadukan olahraga lari sejauh 5 km dengan aksi pengumpulan sampah di sepanjang rute. Sebanyak 350 peserta berhasil mengumpulkan total 176,8 kg sampah non-organik.)
Sementara itu, konservasi air juga menunjukkan hasil positif, khususnya di proyek pengembangan mixed-use and high rise South Quarter, Jakarta. Penggunaan air daur ulang di kawasan tersebut meningkat menjadi 47,8% dari total kebutuhan operasional, naik signifikan dari 29,8% pada tahun 2023 dan 25,5% pada tahun 2022.
Menurut Theresia, peningkatan ini mencerminkan konsistensi Intiland dalam mengelola sumber daya secara bertanggungjawab dan berkelanjutan.
“Komitmen terhadap keberlanjutan tidak berhenti pada aspek lingkungan. Intiland juga menempatkan tanggungjawab sosial sebagai bagian penting dari operasional perusahaan. Sepanjang tahun 2024, sebanyak 735 pekerja lokal telah diberdayakan di proyek-proyek yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Batang, dan Surabaya,” ujar Theresia.
Kehadiran proyek Intiland turut menciptakan lapangan kerja, baik secara langsung melalui operasional perusahaan, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas para penyewa.
Selain itu, kepuasan pelanggan pun tetap menjadi prioritas. Berdasarkan survei tahun 2024, tingkat kepuasan terhadap produk dan layanan Intiland mencapai 80%, sama seperti tahun sebelumnya. Ini menjadi indikator penting bahwa kualitas layanan tetap terjaga dan konsisten.
“Kami menyadari bahwa kepercayaan pelanggan hanya bisa diperoleh melalui kualitas yang berkelanjutan. Karena itu, kami terus berinovasi agar produk dan layanan kami selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Theresia.
Dari sisi pengembangan sumber daya manusia, Intiland menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan inklusivitas sesuai regulasi ketenagakerjaan. Pada tahun 2024, total pelatihan karyawan mencapai 8.575 jam atau rata-rata 7 jam per karyawan.
Angka ini meningkat signifikan dari rata-rata 4,7 jam per karyawan pada tahun sebelumnya. Kegiatan pelatihan ini difokuskan untuk meningkatkan kapabilitas serta kesiapan karyawan dalam menghadapi tantangan industri kedepan.
Baca juga : Midea Indonesia Adakan Pelestarian Lingkungan
Kontribusi sosial Intiland juga diwujudkan melalui pelaksanaan 40 kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar proyek.
Kegiatan tersebut mencakup pembangunan infra struktur publik, pemberian bantuan pendidikan dan donasi, serta program pemberdayaan generasi muda seperti Intiland Youth Panel.
Sebagai upaya untuk mengukur dampak dari program-program sosial, Intiland menerapkan metode Social Return on Investment (SROI). Hasilnya, nilai rata-rata SROI pada tahun 2024 mencapai 1,9x, meningkat dari 1,01x di tahun sebelumnya. “Kami ingin memastikan bahwa investasi sosial yang kami lakukan tidak hanya simbolik, tetapi benar-benar memberi dampak dan nilai nyata bagi masyarakat,” kata Theresia menegaskan.
Dengan komitmen yang berkelanjutan di kedua aspek—lingkungan dan sosial—Intiland percaya bahwa pembangunan yang bertanggungjawab adalah kunci untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.