Asrinesia.com – MARS melaksanakan kegiatan restorasi tunggal terumbu karang terbesar di dunia berupa “The Big Build,” dengan mengumpulkan mitra konservasi, mitra peneliti, baik dari pemerintah, akademisi, LSM, dan sektor bisnis lainnya,(14/07/23).
Inisiatif kemitraan berskala besar ini menanggapi krisis laut yang mendesak di dunia yang diperkirakan oleh para ilmuwan akan menghapuskan 90 persen terumbu karang pada tahun 2040-an. Hal ini juga memiliki potensi dampak yang sangat merugikan bagi lebih dari 500 juta orang yang bergantung pada terumbu karang untuk mata pencaharian mereka.
The Big Build dirancang untuk menegaskan pentingnya kemitraan lintas sektor untuk memberikan restorasi secara besar-besaran dengan menanam 30.000 fragmen terumbu karang, menggunakan 2.000 reef stars dengan luasan kurang lebih 2500m² selama empat hari.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kepulauan Spermonde, tepatnya di Salisi’ Besar – perairan Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia, di mana MARS telah bekerja sama dengan para mitra dalam satu dekade terakhir membangun salah satu program restorasi terumbu karang terbesar di dunia.
Dengan mengumpulkan para mitra dalam The Big Build, MARS ingin memberikan pelatihan lanjutan kepada peserta untuk membantu meningkatkan kapasitas global dalam melaksanakan praktik dan program restorasi dalam skala besar yang berguna untuk mempercepat laju perubahan yang mungkin terjadi.
Frank Mars, pemilik MARS, mengatakan: “Mendorong investasi dan membangun koalisi untuk memulihkan terumbu karang adalah hal yang sangat penting. Kami membutuhkan pendekatan terpadu untuk menghentikan gelombang ancaman terhadap lautan kita. Melalui kerja sama dengan masyarakat umum, sektor swasta, LSM, dan komunitas peneliti untuk melakukan restorasi terumbu karang secara langsung serta berbagi pengetahuan, kami yakin kita dapat mempercepat laju restorasi secara global.”
Pendekatan MARS terhadap restorasi terumbu karang sejalan dengan keyakinan perusahaan dalam bekerja dengan komunitas di sekitar lokasi MARS beroperasi, untuk mengembangkan strategi inovatif dan memastikan pertanian dan mata pencaharian lokal yang berkelanjutan.
Sejak 2011, MARS terus mengembangkan dan menyempurnakan metode restorasi ekosistem terumbu karang yang murah dan dapat direplikasi melalui MARS Assisted Reef Restoration System (MARRS). Metode ini didasarkan pada pemasangan jaring reef stars yang berkelanjutan, struktur baja berlapis pasir berbentuk heksagonal dengan fragmen terumbu karang yang menempel menutupi bagian puing-puing karang yang tandus, dan celah di antara karang hidup yang tersisa di terumbu.
Professor David Smith, MARS Chief Marine Scientist, mengatakan, “Terumbu karang adalah jantung lautan kita dan kami bangga bahwa upaya kami di seluruh dunia untuk memulihkan dan memperbaharui ekosistem berharga ini telah menunjukkan hasil yang luar biasa dan berdampak positif bagi komunitas lokal.”
“Teknik restorasi MARRS adalah metode restorasi terumbu karang yang murah dan dapat diperluas secara nyata. Dengan melatih lebih banyak mitra mengenai teknologi ini, serta sambil bekerja sama erat dengan komunitas peneliti untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk memberikan restorasi terumbu karang yang tangguh secara global, kami berharap dapat mengubah jalan terumbu karang dan masa depan kita bersama menjadi lebih baik,” tutup Professor David Smith