Asrinesia.com – Society 5.0 adalah konsep masyarakat di masa depan dimana teknologi akan digunakan untuk mendukung perkembangan ekonomi dan menyelesaikan berbagai permasalahan sosial. Di dalam masyarakat ini, pertumbuhan ekonomi akan menjawab berbagai tantangan di masyarakat lokal dan masyarakat global.
Di era ini, masyarakat diprediksi akan semakin pintar dan menerapkan berbagai teknologi dan sistem seperti Internet of Things (IoT), Artificial intelligence(AI), dan Big Data untuk memproses segala hal dengan lebih smart, efisien, dan cepat sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.
Fakultas Teknik dan Program Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia menghadirkan webinar 1st International Conference of Sustainable Architecture and Engineering (1st ICoSAE), di Kampus UKI Cawang (28/10). Ketua Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Indonesia Ir. Sahala Simatupang, MT mengatakan seminar pertama kali ini mengambil tema bangunan, infrastruktur dan teknologi di era society 5.0.
“Webinar ini sebenarnya yang utamanya tentang sustainable architecture and engineering. Untuk yang pertama, kita pilih topik building, infrastructure, and technology towards society 5.0. Jadi, memang kita fakultas teknik itu fokusnya lebih kepada arsitektur dan engineering yang ramah lingkungan,” ujar Sahala Simatupang.
Sahala menjelaskan ke depannya dunia tentunya akan menuju society 5.0 sehingga masyarakat perlu menyiapkan diri untuk menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dengan masalah sosial.
“Dunia itu pasti akan memasuki society 5.0, jadi semua berorientasi pada manusia. Di dalam society 5.0, manusia berusaha menyeimbangi kemajuan ekonomi, tetapi di satu sisi pasti ada masalah sosial. Jadi keduanya harus diseimbangkan dengan diintegrasikan ke sistem yang mengandalkan kemajuan informasi dan teknologi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan selain teknologi dan informasi, permasalahan tersebut nantinya juga perlu diselesaikan dengan kemajuan infrastruktur. Dengan terintegrasinya infrastruktur, bangunan, dan teknologi inilah nantinya yang akan meningkatkan kualitas hidup manusia.
“Namun, bukan hanya sistem tadi, tapi nanti juga ada infrastruktur. Pasti kita butuh jalan, bangunan dan arsitektur lainnya, namun nanti dihubungkan ke sistem informasi dan teknologi secara keseluruhan. Jadi, nanti manusia kehidupannya lebih sejahtera,” tuturnya.
Fakultas Teknik dan Program Pascasarjana UKI menghadirkan webinar 1st ICoSAE yang bertujuan sebagai wadah untuk saling berbagi terkait perkembangan bangunan, arsitektur, dan teknologi di masa depan.
“Konferensi ini memang memberikan wadah bagi para akademisi, peneliti, mahasiswa, atau para profesional untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang perkembangan arsitektur dan teknik di era 5.0. Jadi nanti kita bisa tahu inovasi apa yang perlu dikembangkan di bidang masing-masing sehingga kita bisa siap menghadapi persoalan dan tantangan di era 5.0,” pungkas Sahala.
Hadirkan Narasumber dari Berbagai Negara
Webinar 1st ICoSAE menghadirkan berbagai narasumber terkemuka dari berbagai mancanegara di antaranya Prof. Dong – Seong Kim (Kumoh National Institute of Technology, Republic of Korea), Prof. Manukid Pamichkun (Asian Institute of Technology, Thailand), Prof. Dr. Ir. Johannes Widodo, M.Arch. Eng (National University of Singapore), Assoc. Prof. Dr. Mohammad Ibrahim Safawi Mohd Zain (Universiti Malaysia Sarawak, Malaysia).
Di webinar kali ini, Fakultas Teknik dan Program Pascasarjana UKI juga menghadirkan berbagai narasumber yang merupakan ahli di bidang ilmu arsitektur dan teknik. Ketua Panitia webinar 1st ICoSAE, Ulinata, ST.Ars., MT menjelaskan 1st ICoSAE juga melibatkan para keynote speaker dari berbagai negara.
“Kita mengundang dari Kementerian Riset dan Teknologi, yang diwakilkan oleh Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Prof. Ismunandar, Ph.D. Beliau menjelaskan terkait society di era 5.0. Lalu, ada beberapa keynote speaker dari mancanegara dari universitas luar negeri seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, juga ada salah satu guru besar di Fakultas Teknik UKI Prof.Dr.Ing.Ir.Uras Siahaan, Lic.rer.reg” katanya.
Terkait peserta webinar1st ICoSAE, Ulinata mengatakan terdapat sebanyak 290 partisipan dari mancanegara yang hadir pada webinar 1st ICoSAE. Webinar 1st ICoSAE kali ini digelar secara virtual dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Untuk jumlah pesertanya terdiri dari 23 universitas yang ada di 6 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, Singapore, Thailand, dan Vietnam. Kalau jumlahnya ada 84 pemakalah yang hadir dari 98 abstrak yang terkumpul. Total partisipannya ada 290 peserta,” jelasnya.
Meskipun digelar secara pandemi, webinar 1st ICoSAE diharapkan mampu menjadi wadah masyarakat untuk saling berbagi pengetahuan. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar dan terletak di garis khatulistiwa memiliki peran besar dalam mewujudkan era society 5.0 di tengah dunia. Jika masyarakat tidak segera menyesuaikan maka akan tertinggal dari negara lain.