Asrinesia.com – PT Intiland Development, Tbk menyatakan berkomitmen mengimplementasikan Environmental, Social, and Governance (ESG), terutama dalam mereduksi emisi karbon. Terlebih, pemerintah menargetkan nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060 mendatang. Sepanjang tahun 2023 lalu, PT Intiland Development Tbk berhasil mengurangi hingga 300 ton limbah organik di semua propertinya.
Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, Theresia Rustandi mencontohkan, salah satu properti kebanggaan dan menjadi ikon di perkantoran kawasan Sudirman, Intiland Tower Jakarta yang telah memulai inisiatif untuk mengumpulkan botol bekas guna didaur ulang dengan pihak ketiga.
“Melalui kerja sama dengan manajemen kantor, berhasil mengumpulkan sekitar tujuh kilogram hingga delapan kilogram per bulan,” jelasnya di sela acara Halal Bihalal Intiland dengan media, Kamis (2/5/2024) lalu.
Sementara itu, untuk material konstruksi, Intiland memilih bahan lokal dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek, memanfaatkan dan melestarikan tanaman lokal dan asli, serta pemilihan bahan-bahan rendah karbon lainnya.
Baca juga : https://asrinesia.com/intiland-hadirkan-konsep-baru-private-office-di-spazio-tower/
Perseroan juga berhasil mempertahankan intensitas energi di dua gedung perkantoran dan empat gedung apartemen di bawah 200 kWh/meter persegi. “Keenam gedung tersebut adalah South Quarter, Intiland Tower Jakarta, 1Park Avenue, Aeropolis, Graha Golf, dan The Rosebay,” tutur Theresia..
Intiland Development juga menjamin produk properti yang dibangun telah mengusung ESG (Environmental, Social, and Governance) dan konsep eco-friendly. Hal ini dilakukan karena Perseroan memiliki panduan atau pedoman Interland Suistainability Design yang memuat pakem desain hijau dan fengshui yang sudah dibakukan.
Panduan ini juga sudah dimasukkan Intiland sesuai dengan standar Kementerian PUPR, GBCI (Green Building Council Indonesia), dan IFC (International Finance Corporation). “Produk properti Intiland itu ESG friendly dan sekarang semua sudah mengarah ke sana,” ujar Theresia.
Baca juga : https://asrinesia.com/poins-menjadi-destinasi-pusat-kuliner-baru-di-kawasan-tod-lebak-bulus/
Kendati demikian, dia mengatakan, penerapan ESG dan green property ini belum sepenuhnya didukung oleh pemerintah dan perbankan. Ini terlihat dari belum adanya insentif yang diberikan Pemerintah dan perbankan untuk pengembang yang telah menerapkan konsep ESG dan green building dan juga untuk konsumen yang membeli produk properti ramah lingkungan.
“Mestinya ada insentif pajak, bunga murah ke konsumen, koefisien luas bangunan (KLB) dan koefisien dasar bangunan (KDB) bisa diperluas jika menerapkan green building yang telah tersertifikasi,” tutup Theresia Rustandi.