Asrinesia.com – Sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia, Kenari Djaja produsen perlengkapan pintu dan jendela bekerjasama dengan Majalah Asrinesia menyelenggarakan seminar online bertajuk “Konsep Desain Arsitektur Bambu”, melalui aplikasi zoom dan you tube, dari Jakarta, (16/7/2020).
Seminar yang diikuti lebih dari 500 peserta ini dibuka oleh Direktur Kenari Djaja Prima Hendry Sjarifudin, menghadirkan narasumber Arsitek Budi Pradono dari IAI, Jatnika Nanggamiharja (Abah Bambu) dari Yayasan Bambu Indonesia dengan moderator Bambang Sutrisno Redaktur senior majalah Asrinesis dan Building Materials Advisor Kenari Djaja.
Dalam sambutannya, Hendry Sjarifudin mengatakan, Kenari Djaja adalah pendukung karya arsitektur dan desain interior. Seminar online ini sebagai bentuk kepedulian Kenari Djaja dalam melihat perkembangan arsitektur di Indonesia. “Kami telah 55 tahun berdiri dan bekerja sama dengan para arsitek dan ahli interior di Indonesia, dalam melengkapi berbagai jenis bangunan mulai dari rumah sederhana sampai gedung tinggi yang modern,” tuturnya.
“Kami melihat arsitektur bambu memiliki keunikan dan keindahan, sehingga banyak yang tertarik dan menggunakannya sebagai desain baik di kalangan arsitek, kontraktor dan masyarakat luas,” ungkap Hendry.
Dalam kesempatan ini, Bambang Sutrisno Redaktur senior majalah Asrinesia dan Building Materials Advisor Kenari Djaja mengatakan, sekarang ini banyak orang yang kagum dengan pengolahan bambu, yang makin berkembang dan telah digunakan pada karya arsitektur modern.
“Kami melihat material bambu memiliki khas tersendiri dari jenisnya, karakternya, ukurannya dan keindahannya,” ujarnya.
Jatnika Nanggamiharja (Abah Bambu) dari Yayasan Bambu Indonesia memberikan apresiasi digelarnya seminar online yang membahas soal Konsep Desain Arsitektur Bambu.
“Bambu di kalangan masyarakat Jawa Barat sudah tidak asing lagi. Bahkan, sudah lama dimanfaatkan, mulai dari material membuat rumah, perlengkapan memasak dan mainan bambu. Saya dari kecil tidak lepas dari bambu,” terang Jatnika.
Dijelaskannya, sesungguhnya di Indonesia dari Sabang sampai Merauke pasti anak-anak jaman dulu tidak terlepas kehidupannya dengan bambu. “Seiring jaman pemanfaatan bambu masih digunakan sampai saat ini bahkan untuk konsep desain arsitektur modern. Saya punya keinginan untuk membuat Istana Kepresidenan dari bambu,” ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan Arsitek Budi Pradono dari IAI bahwa bambu banyak memberikan manfaat, salah satunya untuk konsep desain arsitektur bambu. “Bambu memiliki filosofi desain arsitektur yang kuat, lentur, tumbuh cepat, fleksibel, tenang dan selalu siap meski sederhana. Bambu kita sangat diminati di luar negeri seperti Cina yang mengimpor bambu dari kita,” jelas Budi Pradono.
Lebih lanjut Budi Pradono mengungkapkan pada karya-karyanya sebagai seorang arsitek menjadi sebuah tantangan untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki nilai estetika. Seperti, pada karyanya mengolah bambu menggabungkan dengan kaca, baja, serta beton.
Sementara itu, Co Founder & Presiden Direktur PT Kenari Djaja, Hendra B Sjarifudin mengatakan, tujuan digelarnya seminar online ini, untuk memperkenalkan bambu kepada masyarakat luas. Terutama, pada teman-teman arsitek juga kepada generasi calon arsitek muda mahasiswa jurusan arsitektur tingkat akhir.
Menurutnya, bambu itu budaya Indonesia, kenapa tidak angkat dan diperkenalkan pada masyarakat luas. Dari hasil materi yang dipaparkan para nara sumber, sungguh luar biasa manfaat dan kegunaan bambu terutama, untuk konsep desain arsitektur modern.
“Saya berharap bambu ini lebih memasyarakat di Indonesia, karena arsitek ini kepanjangan tangan dari desain interior,” ujar Hendra.
Dia mengemukakan, dirinya menjembatani ini tujuannya memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat luas. Terutama, pada mahasiswa jurusan arsitektur tingkat akhir mengenai bambu pada konsep desain arsitektur modern.
Foto : Didan dan Dok. Kenari Djaja