Fotografi sejak dulu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, selain sebagai dokumenter fotografi itu sendiri adalah seni, seni kreatifitas yang yang menggunakan cahaya. Kemajuan teknologi telah membuat para seniman cahaya ini terus berpacu dengan passion mereka untuk mempromosikan karyanya. Bagi sosok Mario Wibowo, dunia fotografi sudah ditekuninya sejak 2012 dimulai dari berbagai objek seperti foto wedding, keluarga, makanan dan banyak mengajar fotografi serta membuat fotografi trip (travel photography). Uniknya, Mario yang memiliki latar belakang pendidikan S1 jurusan Arsitektur di Universitas Tarumanegara, serta S2 Megister Managemen di Ukrida ini lebih tertarik menekuni dunia fotografi. Untuk menambah wawasannya tersebut anak ke dua dari dua bersaudara ini pun memperdalam ilmu fotonya di Associate of The Royal Photography Society, UK.
“Saya penikmat arsitektur namun tidak suka dengan proses industri arsitektur yang memakan waktu lama mulai dari proses desain hingga terbangun,” ujarnya. Maka tak heran karya-karya foto arsitekturalnya sangat tajam, dan Mario memulai spesialisasi fotografi arsitektural sejak 2015 hingga saat ini. Bagi Mario yang memiliki latarbelakang pendidikan arsitektur sangat jeli melihat style sebuah bangunan, struktur bahkan detail bangunan. Seperti yang dikatakannya bahwa selain menikmati arsitektur, baginya lebih mudah memotret benda mati, karena tidak perlu komunikasi terus-menerus sepanjang hari dengan subjeknya. Menurut Mario yang perlu diperhatikan ketika meng-capture sebuah bangunan adalah komposisi, lighting, styling, dan timing.
Dunia fotografi merupakan sebuah medium untuk berkekspresi dan menyampaikan pesan atau ide, oleh karenanya Mario memiliki obsesi tersendiri yaitu ingin meng-capture proyek-proyek unik di lingkup Asia Tenggara. Lebih jauh Mario mengatakan bahwa, dirinya selalu mengejar image dengan lighting yang baik, dan komposisi diatur sebaik mungkin agar terlihat keren. Yang paling penting lagi bahwa mindset nya adalah setiap foto proyek itu adalah milik teman baiknya sehingga Mario selalu memberikan yang terbaik. Bagi lelaki kelahiran Jakarta tahun 1979 ini dunia fotografi memberikan tantangan tersendiri dan memberikan pengalaman tersendiri dalam kehidupannya. Sejak awal Mario adalah penggemar figur seorang fotografer asal Singapura, William Chua, yang karya foto prewedding tetapi menggunakan backdrop arsitektur, inilah yang mengilhami Mario sehingga lahir karya-karya nya yang hebat.
Penulis @denyzasukma
Foto @mariowibowo_