Hunian yang berlokasi di Bandung milik pasangan arsitek muda Vidor Saputro. Konsep arsitektur yang lahir dari hasil diskusi dengan isterinya, melalui perbincangan yang cukup singkat. Akhirnya disepakati membuat hunian yang membuat seluruh anggota keluarga merasa relaks saat menghuni rumah.
“Dengan keterbatasan lahan hanya 200 m2 dan bentuk yang memanjang, kami membuat satu gubahan ruang yang mengalir tanpa banyak sekat masif dengan luas bangunan sekitar 300 m2, kami membuatnya menjadi hunian 2,5 lantai,” ungkap Vidor, arsitek yang sekaligus pemilik rumah.
Hunian menjadi terasa nyaman karena pembagian ruang yang sangat terorganisir baik, bahkan ruang yang terbentuk sejatinya tidaklah suatu ruang yang harus tertutup oleh tembok massif. Untuk itu Vidor membiarkan ruang ”mengalir” sesuai flow-activity. Dengan permainan opening, leveling lantai serta permainan material secara otomatis akan tercipta segmen penggunaan ruang sesuai pemakainnya.
Di lantai bawah, terdapat area multifunction, yang dimanfaatkan sebagai area bermain dan bereksplorasi bagi kedua anaknya, selain itu juga dapat digunakan untuk garasi mobil. Ia juga membuat permainan panel kayu sungkai yang difungsikan sebagai storage, serta salah satu bagiannya dijadikan akses pintu menuju ke kamar tamu.
Ruang tamu berada di bagian tengah massa bangunan, yang menjadi titik temu dari seluruh anggota keluarga dalam berinteraksi. Dengan menempatlkan meja TV ke bidang belakang taman, diharapkan dapat tercipta suasana yang berbeda dengan livingroom pada umumnya.
Hunian yang sehat adalah yang mempunyai sirkulasi udara dan pencahayaan cukup. Di hunian ini yang di maksud adalah area inner court, Vidor berhasil membuat suatu ambience resort dengan suasana tropical modern. Point interest dari hunian dua lantai ini adalah hadirnya taman mungil di tengah dan pool memanjang dari area kamar tamu hingga area makan dan pantry.
Di area ruang makan dibuat bukaan lebar menuju area taman dan pool sehingga suasana yang dihadirkan di hunian ini dapat dirasakan, yaitu seluruh anggota keluarga dapat relaks sambil menikmati kopi dan pada saat makan bersama. Dia memilih meja kayu jati yang dikemas ringan sebagai meja makan. Untuk interiornya dipilih warna yang terang yang dipadupadankan dengan warna abu-abu, sehingga terlihat kontras, sedangkan pantry dibuat lebih terbuka dan simpel dari paduan material kayu white oak dan abu-abu. Agar berkesan tidak monoton ada satu bidang tembok yang diberi warna abu-abu bold dengan perpaduan world map warna hitam. Paduan ini untuk menghadirkan unsur edukatif, khususnya untuk kedua anak-anaknya agar wawasan mereka lebih terbuka tentang keberagaman budaya dunia dan secara tidak langsung menanamkan mimpi untuk lebih bisa mengeksplor.
Di area ini dihadirkan nuansa hijau dengan memberikan railing kotak-kotak besi dipadu tanaman yang mudah perawatannya pada pot yang dikamuflase kotak-kotak kayu. Pada area servis ditempatkan di posisi belakang lantai atas, sehingga fasad bangunan ini masih terlihat utuh dua lantai.
Kamar tidur utama diletakan di bagian belakang agar bisa memantau aktivitas di bawah. Penghuni bisa menikmati taman dan kolam renang serta ruang makan dari dalam kamar tidurnya.
Melalui hunian modern tropikal ini, ia mencoba menyampaikan bahwa hunian akan terasa lebih nyaman apabila perpaduan nuansa hijau dan ruang-ruang dalam diciptakan menjadi satu kesatuan sebagai konsep desain huniannya.
Penulis : Denyza Sukma
Fotografer : Fernando Gomulya
Arsitek : Vidor Saputro dan marilyin Lie
Kontraktor : Rakta Studio ( Vidor Saputro dan Ronald Adikusumo )