Rumah yang berlokasi di Bekonang Solo ini milik pasangan Australia dan Amerika yang sangat mengagumi adat istiadat dan budaya setempat. Konsep arsitektur rumah tinggalnya dibuat ramah lingkungan (green architecture), sehingga meski tampilan modern, tetapi suasana pedesaan di sekitarnya masih terasa.
Bangunan bergaya rumah Jawa ini memiliki prinsip efisien, efektif dan optimal sebagai dasar merancang rumah seluas sekitar 400 m2 . Massa bangunannya tidak menempel pada dinding tetangga, sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan alami bisa optimal. Potensi ini kemudian diaplikasikan melalui banyaknya bukaan, dinding yang lebar serta void untuk menghemat energi listrik.
Material bangunannya menggunakan bahan-bahan “bekas” yang diangkat nilainya (upcycling). Sementara untuk penyelesaian dindingnya berupa beton plester (concrete) ekspos, agar mudah perawatannya. Pemakaian bahan natural seperti kayu recycle, bambu dan lainnya didapat dari lingkungan sekitar. Termasuk bahan lantai (tegel) diperoleh dari industri “rumahan” yang dikelola penduduk setempat.
Rumah dua lantai dengan layout ruang mirip rumah Jawa ini di lantai satu digunakan untuk fungsi semi publik, seperti ruang keluarga, ruang makan, pantry, ruang musik, dan ruang servis. Di lantai atas untuk area privat, seperti ruang tidur utama, ruang tidur anak dan ruang kerja. Pendopo pada rumah Jawa, divisualisasikan dalam bentuk teras depan, lengkap dengan kolam ikan.
Sebuah kejutan yang unik terdapat ketika menaiki tangga putar bambu menuju roof-top. Taman di atas atap (green roof) berupa hamparan rumput hijau, merupakan foreground pemandangan sawah di kejauhan.
Harmonisasi local content sangat mendominasi, sehingga berkesan natural. Permainan lantai kayu, keramik serta area tangga yang memakai bilah bambu memberi kesan “light”. Indonesia yang terkenal dengan craft nya, diangkat oleh Anthony pemiliknya pada detail bangunan, seperti plafon yang menerapkan motif anyaman bambu, dan motif kawung yang diaplikasikan pada daun pintu sebagai hiasan.
Konsep eco-friendly tampak dari desain bukaan lebar dengan pintu kaca tembus pandang, sehingga ruang luar dan dalam seolah menyatu dalam konsep “open air” yang memberikan kesan lapang dan interaksi penghuni terasa lebih leluasa.
Agar terasa lebih “welcome”, kebiasaan keluarga zaman sekarang yang sering berkumpul di area pantry sambil bercengkrama, diterapkan di ruang yang diistilahkan sebagai “the heart of the house“. Konsep interior menyesuaikan dengan arsitekturnya yang menerapkan warna-warna natural, seperti gradasi cokelat, off-white, dan abu-abu.
Penulis : Deniza Sukma
Fotografer : Don Rico
Lokasi : Kediaman Anthony McCormick dan Nina Wexler, Solo.
Kontraktor : Daniel Hadianto