Ruang publik hadir karena ada kebutuhan akan tempat untuk bertemu, berkomunikasi, atau hanya untuk sekedar refreshing. Ruang publik dapat berkaitan dengan sosial, ekonomi dan budaya. Jakarta seakan tak pernah kehabisan inovasi menghadirkan ruang publik yang kekinian. Di kawasan Blok M kini hadir ruang publik kreatif bernama ‘M Bloc Space’.
Berdiri pada lahan seluas 6500 m2 di bekas Perumahan Peruri, ruang kreatif baru ini lahir memanfaatkan sosok rumah dinas yang sempat terabaikan selama puluhan tahun. Sekilas seperti bangunan bergaya vintage dengan arsitektur tropis 1950-an. Kini kawasan ini berubah total menjadi sebuah creative hub baru mewadahi kebutuhan kaum muda urban yang kreatif.
Seorang arsitek lulusan ITB yang mendalami desain ruang publik, Jacob Gatot S, diminta pimpinan Peruri untuk mengubah fungsi bekas perumahan dinas ini menjadi sesuatu yang baru dan memberikan benefit. Dengan mengajak enam orang temannya dari berbagai latar belakang, mereka mengubah ruang publik baru yang mengusung konsep “ruang kreatif art” yang arahnya ke musik untuk menghasilkan benefit baru, yang mengedepankan pada brand-brand lokal, mulai dari makanan, maupun produk-produk lainnya.
Mereka adalah, Lance Mengong (sutradara film), Glen Fredly (Alm.), Jacob Gatot S (arsitek), Wendi Putranto (music editor), Handoko Hendrouono (Brand activis, Filosofi kopi),dan Mario Soegianto (Finance), dari Ruang Riang Millenial (RRM) yang merefungsi bekas perumahan percetakan uang ini.
“Bagian depan sekitar 16 buah rumah untuk kegiatan tenant, seperti resto, café jamu, toko craft, toko buku. Bekas percetakan difungsikan untuk pertunjukan life music yang mampu menampung 500 orang dengan akustik dan sound system yang canggih. Satu bekas gudang dimanfaatkan sebagai resto dan cafe yang cukup besar, yaitu ruang Oeang,” Ujar Jacob.
Area ini dibuat menyatu tanpa sekat dengan jalur pejalan kaki, sehingga M Bloc Space menghadirkan kembali nuansa Blok M tempo dulu. Struktur dan kondisi bangunan masih bagus, hanya beberapa bagian ruang yang lantainya diganti keramik era tahun 80-an.
Masuk ke area lobi ada yang menarik dengan hadirnya mushola yang didesain menarik sesuai jiwa kaum millenial. Area tengah yang berkonsep outdoor ini menjadi tempat titik kumpul pengunjung, sejumlah mural tampak menghiasi tembok dan ada bagian dinding yang “dilubangi dan dikupas”, untuk menjadi lokasi instagramable.
“Kami memiliki hastag Kembali ke Blok M, karena pada zamannya daerah Melawai ini menjadi icon anak-anak era 80-an. Filosofi penamaan M Bloc, huruf M-nya memiliki enam makna, yaitu Melawai (lokasi), Milenial (target market), Musik (generatornya), Money (kompleks peruri yang harus mendatangkan benefit), Makers (industri kreatif), dan Movement (green life style). Disini semua transaksi cashless, agar transparan,” jelas Jacob.
Penulis : Deniza Sukma
Fotografer : Sri Mulyaningsih