Perjalanan penulis ke Inggris menjadi penuh makna, karena dimulai dari Edinburgh, lalu turun ke Lake District, Cotswolds, Cornwall dan berakhir di London. Perjalanan total lebih dari 2000 km dilalui dengan menyenangkan sambil mengeksplor pemandangan cantik yang belum pernah dikunjungi.
Kala menulis tentang Cotswolds, hanya ada satu kata ‘takjub’…yang menggambarkan perasaan ketika berkunjung kesini. Terletak di Inggris bagian tengah agak selatan, The Cotswolds adalah daerah yang dilindungi keasriannya dan didapuk sebagai Area of Outstanding Natural Beauty (AONB). Dengan luas 2.083km2, area preservasi ini terdiri dari beberapa kota kecil dengan banyak desa. Kehidupannya terasa damai, aman tentram, dan rumah-rumahnya sudah berubah menjadi penginapan, sehingga penghuninya bukan melulu penduduk lokal.
Kota kecil pertama yang penulis kunjungi adalah Broadway, kota cantik ini mempunyai pusat kota dengan jalan utama yang dipenuhi oleh toko dan cafe. Ada sebuah parking lot yang cukup luas, terletak di luar jalan utama yang dihubungkan ke pusat kota melalui cluster pertokoan/cafe.
Kemudian desa Lower Slaughter, yang terletak di sungai Eye yang berarus lambat, dilengkapi beberapa jembatan yang menambah cantiknya lingkungan ini. Selain itu juga ada Upper Slaughter yang sayangnya tidak sempat penulis kunjungi.
Berikutnya Bibury Trout Farm, adalah peternakan ikan Trout yang selain menjual ikan juga membuka diri untuk dikunjungi turis. Area peternakan ini amat bersih, terdiri dari kolam-kolam dari berbagai tingkatan untuk tahapan pemeliharaan ikan dilengkapi cafe dengan taman yang indah.
Arlington Row, dibangun pada tahun 1380 sebagai pusat penjualan wool untuk kalangan kerajaan, yang kemudian di abad ke-17 berubah fungsi menjadi deretan tempat tinggal untuk para pengrajut wool. Arlington Row saat ini menjadi salah satu tempat tujuan wisata paling populer yang harus dikunjungi ketika di Cotswolds
Bagi penulis, Castle Combe adalah desa tercantik di Cotswolds dengan banyak sekali mempunyai photo spots. Kemanapun kaki melangkah dan mata memandang semua bagus untuk difoto.
Arsitektur rumah di Cotswolds umumnya bergaya Tudor Revival/storybook style, yang seolah selama ratusan tahun tidak terpengaruh terhadap perubahan jaman. Ciri dari gaya Tudor antara lain bahan atap terbuat dari campuran tanah dan jerami, ber atap pelana tinggi dan dinding terbuat dari bata atau batu ekspos. Pintu masuk rumah berada di bawah atap pelana kecil yang menjorok keluar atap utama dan biasanya ada cerobong asap yang terletak agak ke bagian depan rumah, sehingga ciri ini terlihat cantik menonjol pada tampak depan rumah.
Usaha pelestarian terlihat jelas, di bulan November yang relatif sepi turis ada beberapa pekerjaan konstruksi bangunan, dan penulis yakin pekerjaan ini adalah merenovasi ataupun membangun dengan gaya yang sama, gaya yang sudah menjadi ciri khas Cotswolds.
Penulis meninggalkan Costwolds dengan rasa penasaran, kenapa kita tidak bisa melestarikan desa seperti di Inggris, padahal desa-desa di Indonesia masih banyak yang cantik. Sayangnya amat sulit buat kita menahan laju pembangunan di daerah preservasi, kemajuan buat sebagian masyarakat berarti modernisasi, termasuk membangun rumah bergaya modern. Alangkah bernilai tingginya jika kita bisa melestarikan bukan hanya sebuah desa seperti Kampung Naga, tapi di dalam area yang jauh lebih luas dan lebih gampang terjangkau.
Kita lebih unggul dibanding negara lain karena mempunyai beragam kebudayaan yang bukan hanya potensi pelestarian desa dan lingkungan. Dengan begitu kita bisa mempunyai daerah tujuan wisata andalan untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.
Penulis : Halistya Pramana
Forografer : Halistya Pramana